Titik temu 🌿

Sukrianti
Chapter #2

Oh tidak#2

Ternyata sampai di tempat tujuan saja itu belum cukup,masih ada beberapa rintangan yang harus ia lalui untuk menjalani hari pertamanya masuk kampus.

Brukk!! Terdengar suara kericuhan di seberang jalan yang cukup menyita perhatiannya dan juga orang-orang di sekitarnya.Entah apa yang terjadi tapi di seberang jalan sana sudah berdiri banyak orang yang bergerombol dan di antara mereka ada sebagian mata yang memperlihatkan rasa simpatinya.

Terbesit sedikit rasa penasaran dalam hatinya untuk ingin mengetahui dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi di sana,namun lagi-lagi rasa takut yang terus menerus membelenggu jiwanya menghalangi niatnya itu.

"Di sana itu apa yah?" Ramai bener?" Tanyanya dalam hati "hmmmm, penasaran sih tapi disana terlalu banyak orang.yaudah deh aku cari tempat teduh aja dulu, antriannya juga masih panjang"

Di depan loket pengumpulan berkas,terdapat lautan mahasiswa dari berbagai prodi yang sedang berdiri menanti nomor urutnya di panggil.Mereka berdiri di bawah teriknya panas matahari,ini terasa semacam pembodohan baginya dimana ia harus datang awal hanya untuk sekedar mengantri lalu pergi melihat nama yang tertempel di setiap kelas yang menandakan bahwa kelas itu milik mereka yang namanya tertera di dinding kelas.

Tertumpuk tanda tanya besar di kepalanya saat itu,ketika ia melihat orang-orang tetap bisa tersenyum dan berbagi canda tawa meskipun sedang berdiri di bawah teriknya panas matahari dan masih bisa menyempatkan waktu untuk mencari teman baru serta berbagi kisah baru setelah tadinya berdesak-desakan mencari kelas,lalu mengapa tidak ada raut wajah sedih ataupun kesal yang tertoreh di wajah mereka? Bahkan di dalam bola mata mereka, memancarkan binar kebahagian yang sudah sangat jelas mengatakan bahwa mereka bahagia sinar mata itu seakan mengatakan hei kami baik-baik saja kok.

meskipun telah melalui semua hal yang menurutnya sama sekali tidak menyenangkan dan sangat jauh dari kata baik-baik saja untuk di lakukan

"Bagaimana bisa mereka tetap bahagia? Bagaimana bisa mereka beradaptasi dan saling mengenal satu sama lain hanya dalam hitungan jam bahkan menit? Bagaimana bisa mereka lakukan hal itu?" Pikirnya dengan penuh tanda tanya.

Yah pertanyaan ini muncul bukan tanpa alasan, pertanyaan itu muncul karena ia melihat bahwa hal yang sangat sulit untuk ia lakukan bisa di lakukan dengan mudah oleh orang lain.Hatinya selalu bertanya apa yang mereka miliki? Mengapa diriku tidak bisa seperti mereka? Lalu apa kah itu artinya aku memiliki perbedaan dari mereka? Entahlah.

"Perhatian!!! Bagi adek-adek mahasiswa baru yang mengambil jurusan teknik silahkan merapat kesini yah" tegas salah seorang yang ada di depannya mewakili sekumpulan orang-orang yang sedang bergerombol itu.

"Deg,deg,deg, deg" yah seperti itulah kira-kira degup jantungnya ketika melihat segerombolan orang yang memberi himbauan pada mahasiswa jurusan teknik tadi.Kenapa tidak?mereka terlihat sangat urak-urakan yang memberikan kesan mungkin mandi pun mereka jarang 😱di sana ada beberapa wanita agak tomboy dengan style baju kaos kemudian di lengkapi dengan almamater warna hitam dan terdapat beberapa kata yang berkaitan dengan kata Teknik mungkin itu adalah almamater khusus,mengenakan celana levis gombrang,dan juga hijab, wanita itu berbaur dengan beberapa pria yang MasyaAllah mukanya, jangan bertanya ada apa dengan muka para pria itu? bayangkan saja apa yang akan kalian fikirkan pertama kali ketika melihat segerombolan pria dengan rambut gondrong,beberapa di antara mereka ada yang rambutnya lurus panjang sebahu di ikat menggunakan gelang karet dan ada juga beberapa di antara mereka yang rambutnya keriting jadi ketika gondrong rambutnya akan terlihat kribo, menggunakan kaos oblong, celana levis yang kira-kira panjangnya hanya sebatas lutut,dan menggunakan sendal jepit,ketika menyaksikan pemandangan itu saya yakin hal pertama yang terlintas di pikiran kalian tentu saja muka bernuansa sangar memberikan kesan menakutkan bagi siapa saja yang melihatnya membuat kita dapat memberikan cap Preman liar padanya bukan? Yah seperti itulah kira-kira tanggapannya melihat orang-orang itu.

Lihat selengkapnya