Suara bising kembali terdengar di ruang perlombaan. Semua peserta lomba sedang menunggul hasil perlombaan sembari duduk dan menyantap nasi kotak yang suguhkan panitia. Ridwan baru menyadari kedua teman setimnya belum kembali dari tadi. Lelaki yang menggunakan jas almamater bewarna biru itu menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Fara dan Arka. Terlihat dari kejauhan, Fara dan Arka berjalan sambil mengobrol, Ridwan melambaikan tangan untuk memberitahu mereka tentang keberadaannya. Fara yang menyadarinya langsung menghampiri Ridwan disusul dengan Arka.
“Loh Ar, rambut lu sama jas lu kenapa basah gitu? Habis kesiram ember tumpah?” tanya Ridwan heran.
“Iya di belakang ada kolam renang anak-anak terus gue bosen terus nyebur deh.”
“Serius eh kenapa lu?”
“Hujan tadi, gue kehujanan.”
“Ah masa. Tanah kering gitu mana ada hujan.”
“Eh mana nasi kotak gue? Laper nih.” Fara membantu Arka untuk mengalihkan pembicaraan.
“Oh iya nih makan dulu.” Ridwan memberikan nasi kotak kepada Fara dan Arka.
Mereka bertiga menyantap makan siang dengan lahap, sembari sedikit mengobrol ringan tentang lawan-lawan mereka.
“Kalian habis kemana sih tadi, ke toilet lama banget.” Ridwan penasaran.
“Tadi, kita jalan-jalan bentar.” Fara menjawab.
“Wah parah gue ga diajak. OH atau sengaja kalian mau pdkt an yaaa??”
“Sukanya suudzon. Gak boleh gitu.” sahut Fara.
“Gue paham kok gue paham. Ar Ar dibalik sikap cuek yang lu punya, ternyata pinter juga curi kesempatan.”
Arka tak menggubris perkataan Ridwan barusan. Ia melanjutkan melahap makanannya karena sudah lapar sekali.