Titik Terang

Adira Putri Aliffa
Chapter #9

Biar Waktu Yang Jawab

Setelah perlombaan kemarin, Arka langsung masuk ke kampus. Saat sedang berjalan di lorong menuju ke kelasnya. Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki yang datang menghampirinya dari belakang.

 

“AR!!” teriak Jaka dari kejauhan lalu datang langsung merangkulnya.

 

“Parah congrats yaa kemarin!! Bangga banget gue punya temen kayak lu.” Ucap Jaka sembari menepuk pundak Arka.

 

Thanks Jak.”

 

“Habis menang kok muka lu kusut gitu. Apa gara-gara berita yang lu kasih tahu ke gue kemarin?”

 

“Lah? Masa iya masih kusut? Padahal udah gue setrika tadi.”

 

“Bercanda lu masih garing aja dari dulu.”

 

Mereka berdua memasuki kelas bersama, dan langsung duduk di tempat mereka masing-masing. Tiba-tiba beberapa saat kemudian Si Problem Maker datang dengan sebuah bahan baru untuk meluapkan keiriannya kepada Arka.

 

“Wah anak rampok udah masuk ke kampus setelah pulang lomba kemarin.” Ketus Doni sembari menghampiri Arka. Jaka yang berada di dekat Arka pun berusaha mencegah Doni berbicara macam-macam kepada Arka.

 

“Kok diem aja? Malu ya? Ternyata harta-harta dia selama ini berasal dari hasil rampok. Jangan lu kayak bapak lu juga suka kurang ajar sama cewe?”

 

“Eh lu jangan sembarangan kalau ngomong ya, Don.”

 

“Sembarangan gimana sih, Jak? Itu kenyataan kok, makanya lu tu update informasi. Orang yang sok bijak, sok dermawan dan sok baik ini ternyata anak dari manusia ga beradab.” Sahut Doni. Arka yang tadinya selalu

 

“LU TU YA!” Bentak Jaka kepada Doni hampir memukulnya.

 

“Jak, sabar Jak. Udah gak usah diladenin.” Ucap Arka menenangkan Jaka. Saat mereka sedang ribut,

 

"Gayanya selangit, eh ternyata hasil duit korup."

 

"Kenapa lu diem aja?"

 

"Jawab dong"

 

"Kasih klarifikasi kayak yang di tv itu. Buat salah, viral, menyesal, klarifikasi, viral lagi. Hahaha."

 

"Emang dasarnya mau pansos kan lu." ucap Doni tanpa henti.

 

"Ada masalah apa sih di hidup lu, Don?"

 

"Harusnya gue yang tanya itu ke lu."

 

"Oh lu mau tahu masalah gue apa?"

 

"Apa?"

 

"Kalau gue kasih tahu, lu janji mau turutin perintah gue?"

 

"Oke."

 

"Masalah gue itu ada di depan gue sekarang." Ucap Arka dengan mata yang menatap tajam ke arah Doni.

 

"Lu pinter kan? Jadi paham lah maksud gue." sinis Arka yang benar-benar sudah tak tahan dengan sikap Doni.

 

"Dan perintah gue sekarang, lu duduk diem aja di kursi lu sampai dosen masuk. Gak usah banyak omong, gak usah ikut campur urusan orang, dan gak usah nyela orang kalau lu gak tahu apa yang sebenernya terjadi." jelas Arka dengan tenang namun cukup membuat Doni malu.

 

"Kalau lu gak ada kerjaan, gue kasih kerjaan deh. Biar gak ngurusin hidup orang mulu."

 

"Kalau gak mau kerja minimal kerjain tugas-tugas dari dosen yang belum lu kerjain. Simpel, Man."

 

"Daripada lu capek marah-marah, ngehujat hidup orang, ngurusin hidupnya. Lebih baik lu urus hidup lu sendiri."

Lihat selengkapnya