TITOR

KOJI
Chapter #9

Pertarungan Tiga Penjelajah Waktu

"Sebentar lagi kamu tamat, John," ancam Xavier sambil menodongkan pistol ke arah John. Dia menarik pelatuk, tetapi pistolnya tak juga menyalak. Senjatanya mati. Dalam kebingungan, Xavier berulang kali menarik pelatuk, tetapi pistol laser tetap bungkam. Xavier terlambat menyadari bahwa energi lasernya telah terkuras saat melawan T-Rex. "Sial."

Pada saat yang krusial, Nina melihat celah, dan dengan segera menodongkan senjata ke arah Xavier. Nina memegang pistol dengan mantap, menatap Xavier penuh ancaman. "Biarkan kami pergi."

Xavier tersungging. "Saat sebelumnya kamu menodongku, kamu pikir aku takut? Kalau bukan karena butuh bantuanmu untuk bertahan di zaman prasejarah ini, sudah dari tadi aku menghabisimu."

"Omong kosong!" Nina melepaskan tembakan, tetapi Xavier menghindar, menyelipkan diri dari kilatan energi maut, kemudian dengan kecepatan kilat berlari mendekat.

Dengan kecepatan luar biasa Xavier menepis pistol Nina, hingga melemparkannya ke dalam jurang yang gelap. Dia tidak berhenti sampai di situ. Tangan besinya bergerak menuju Nina, dan berusaha mencengkeram tangan wanita itu. Namun, sebelum dia bisa meraihnya, John muncul dengan tendangan dari samping. Xavier mengelak dengan gerakan akrobatik yang mengagumkan, lantas menarik kaki John dan membuatnya terjungkal.

Xavier tak memberi ampun, serangan bertubi-tubi mendera John yang berusaha bangkit. Pada saat yang sama, Nina tidak tinggal diam. Dia melompat ke punggung Xavier dengan ketangkasan yang luar biasa, dan berusaha mencekiknya. Namun, semua upaya itu sia-sia. Dengan kekuatan mekaniknya, Xavier memutar tubuhnya dengan cepat, membuang Nina dari punggungnya dan menghempaskannya ke tanah.

Pertarungan tiga penjelajah waktu itu berlangsung dalam irama aksi yang menggila. Waktu seolah melambat, meskipun dikeroyok oleh dua lawan, Xavier tetap berada di atas angin berkat kekuatan dan kelincahannya. John dan Nina kehabisan akal, tetapi tekad mereka tidak tergoyahkan. Sekarang mereka berada di hadapan Xavier, menatap manusia separuh mesin yang berada beberapa meter di depan.

Nina mengatur napasnya yang tersengal-sengal sambil melempar pandangan cepat ke arah John, lalu berbisik, "Ini sia-sia jika kita menghadapinya, lebih baik kita melarikan diri."

John mengangguk, matanya tak lepas dari Xavier yang mendekati mereka dengan perlahan. "Aku akan mengecohnya. Saat aku memberikan tanda, segeralah pergi. Aku akan menyusulmu."

Mereka merasa detak jantung mereka berpacu seiring langkah mantap Xavier yang makin dekat, langkahnya yang tenang dan mantap seakan mencerminkan tekadnya untuk menaklukkan mereka. Udara terasa tegang, penuh ancaman, dan ketidakpastian.

Nina menutup erat bibirnya, mencoba menenangkan saraf-sarafnya yang tegang. Dia bisa merasakan adrenalin membanjiri tubuhnya, menciptakan debaran yang begitu kuat di dadanya. Sementara itu, John sedikit membungkuk, matanya fokus mencermati setiap gerakan Xavier.

Lihat selengkapnya