John membelalak kaget saat menghadapi kenyataan yang tidak terduga, bahwa orang di hadapannya adalah gadis yang sama dengan yang pernah ditemui beberapa waktu lalu, tetapi dalam waktu berbeda. Sebaliknya, gadis itu tersenyum tenang, tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut. Tampaknya dia telah mengantisipasi kedatangan John; sikapnya yang tenang memperlihatkan bahwa dia telah menduga pertemuan ini.
Alis John berkerut dengan rasa ingin tahu, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyuarakan pikirannya. "Gertrude, apa yang membawamu kemari?"
"Oh, John, aku telah merencanakan kejutan kecil ini. Kamu tahu, aku sengaja mengacaukan bagian dalam alat yang kamu miliki itu," kata Gertrude, sambil menunjuk alat perjalanan waktu yang rumit yang dimiliki John.
Tatkala kata-kata Gertrude menggantung di udara, John tidak bisa mengusir perasaan bahwa dia baru saja melangkah ke pembukaan bab baru, dan Gertrude adalah panduannya melalui belokan tak terduga dari alur cerita. Perangkat di tangannya kini menyimpan kunci untuk perjalanan bersama melewati waktu.
John tak bisa menahan diri untuk mengungkapkan pikiran yang berkecamuk dalam benaknya. "Gertrude, mengapa kamu melakukan ini? Apa tujuan di balik membawaku ke momen tertentu ini dalam waktu yang sama?"
"John, temanku, ada sesuatu yang sangat penting yang harus aku tunjukkan padamu. Sesuatu yang sangat penting bagi semua orang." Matanya bersinar dengan intensitas yang misterius, mengisyaratkan hubungan yang lebih dalam di antara nasib mereka.
Saat kejutan masih berputar di pikiran John, dia melihat Gertrude berbalik ke arah pria berambut panjang, pertanyaannya melayang di udara. "Di mana kamu menyimpannya?"
Pria itu menatap Gertrude dengan sikap tenang. Dengan anggukan, dia menjawab pertanyaan Gertrude, diam-diam menyampaikan bahwa dia memegang kunci untuk tujuan mereka selanjutnya. Dia memberi isyarat kepada Gertrude dan John untuk mengikutinya.
Sebelum melangkah ke tempat yang tidak diketahui, pria itu mengambil sekop, alat yang mengesankan dalam momen yang aneh ini. Logam dingin itu berkilau samar di bawah cahaya redup, menciptakan udara yang penuh harapan. Saat ketiganya menuju pintu keluar, setiap langkah bergema dengan ketidakpastian, beresonansi dengan beratnya pengungkapan yang menunggu mereka di luar ambang batas.