TITOR

KOJI
Chapter #20

Orang Asing di Roma

Saat pusaran waktu berputar dan mengeluarkan desiran samar di dalam hutan, Nina muncul dengan cepat dari dalamnya, lalu terlempar ke tanah. Dia meringis, memegangi pinggang dan menggerutu tentang ketidaknyamanan pendaratannya, "Sialan. Jika aku berhasil kembali ke zamanku, mesin waktu perlu diperbarui dengan serius. Pendaratan tidak seharusnya menyakitkan seperti ini."

Udara di sekelilingnya berderak dengan energi dunia lain yang meninggalkan sisa-sisa perjalanannya melalui pusaran waktu. Pepohonan menjulang tinggi di atas kepala, dan dahan-dahannya yang bergoyang lembut tertiup angin, seakan-akan membisikkan rahasia dari masa itu.

"Di mana aku?" Nina melihat baju yang dia kenakan, kemudian mendesah frustrasi. "Ya Tuhan, mengapa aku selalu sial?! Setiap pertemuan dengan John selalu menimbulkan masalah!"

Pandangan Nina menyapu ke sekelilingnya. Hutan itu adalah permadani hijau subur yang membentang sejauh mata memandang. Pohon-pohon yang tinggi menjulang di atas kepala dengan dahan-dahan menjulur ke langit seperti lengan yang terentang, menghiasi hutan itu. Poros sinar matahari tersaring melalui kanopi yang lebat di atas sehingga menghasilkan pola belang-belang cahaya dan bayangan di lantai hutan di bawahnya.

Udara terasa pekat dengan aroma lumut dan dedaunan yang membusuk, berbaur dengan aroma manis bunga-bunga liar yang bermekaran. Kicauan burung bergema di antara pepohonan, nyanyian merdu mereka berpadu harmonis dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin sepoi-sepoi.

Di bawah pepohonan yang menjulang tinggi dan semak belukar yang rimbun menghiasi lantai hutan, kehidupan berdenyut dalam harmoni. Pakis-pakisan membentangkan daun-daunnya yang lembut, sementara jamur tumbuh dari tanah yang subur dengan beragam warna dan bentuk. Makhluk-makhluk kecil berlarian dengan cepat dan gesit di antara ranting-ranting yang berguguran dan serasah daun.

Sinar matahari sesekali menembus dedaunan yang lebat, menyinari petak-petak lumut hijau yang cerah dan tetesan embun yang berkilauan. Hutan ini tampak berdenyut dengan kehidupan, setiap daun dan helai rumput berkontribusi pada permadani keanekaragaman hayati yang tumbuh subur di dalamnya.

Lihat selengkapnya