Two Different World

Zaafatm
Chapter #3

Part 2. Gadis Berhijab

“NGAPAIN LO DI SINI ANAK PEMBANTU?!! MAU JADI JALANG GUE, LO?!” teriak Ibram sambil mencengkeram rahang gadis manis berbalut hijab di depannya. 

Gadis bernama Bulan itu terisak kala kuku-kuku panjang Ibram menekan wajahnya, di sertai dengan rasa takut saat menyadari bahwa anak dari majikan rumah ini sedang marah. 

“JAWAB GUE!! LO MAU APA?!” teriak Ibram lagi. Tidak peduli bahwa gadis yang sekarang ia lukai menangis sesenggukan atas perbuatannya. 

“Sa-say—“ 

“Ikut gue!! Lo bakal gue hukum karena berani masuk ke rumah gue! Bahkan berani ngehancurin acara gue malam ini! Lo tolol, sialan!” 

Hati Bulan terasa sakit saat Ibram terus-terusan memakinya dengan tak berperasaan. Dadanya begemuruh kala Ibram menyeretnya bak hewan peliharaan. 

“LEPASIN SAYA!!!” tegas Bulan memberanikan diri. Nafasnya menderu seiring dengan isak yang hilang. Bulan tidak pernah ingin di cap sebagai gadis lemah oleh Ibram, Bulan tidak akan takut lagi sekarang. Karena baginya, Allah selalu ada untuk menjaganya. 

“Wow, berani,” kata Tian sambil bersiul. 

Seringaian mengerikan hadir di wajah Ibram saat Bulan sudah berani meneriakinya. Tangan di balut lengan panjang yang sedari tadi ia genggam, terlepas dengan kasar oleh Bulan. 

“Jangan pernah sentuh saya! Kamu tidak berhak!” ucap Bulan kian berani. Tidak ada yang perlu Bulan takutkan, karena Ibram hanyalah manusia biasa yang tidak berkuasa di mata Allah. 

“Lo gadis pemberani. Gue suka, ayo main, Lan?” 

Bulan tidak takut atas perkataan Ibram padanya. Tidak akan Bulan biarkan, laki-laki bejat yang sekarang berdiri di hadapannya ini merendahkannya. 

“Kamu adalah satu dari ribuan manusia tidak berakhlak yang di sesatkan oleh setan! Kamu—“ 

Byurr

“Wuiss, seksi kalau di dalam air,” celetuk Wira saat gadis berani itu di dorong oleh Ibram ke kolam renang. Membiarkan tubuh itu tenggelam, bersama sebuah fakta bahwa Bulan tidak bisa berenang. 

“Kita cabut! Biarkan dia mati di sana,” perintah Ibram sambil menatap Bulan yang berteriak menyebut ntah apa itu di dalam kolam renang. Gadis itu tampak sangat ketakutan di dalam air, dan Ibram tidak peduli. Itu balasan untuk orang yang berani bersikap berani padanya. 

Satu per satu teman-temannya pergi keluar, meninggalkan Ibram dam Bulan dalam satu ruangan. Tatapan Ibram terkunci pada gadis yang sudah hampir lemas, tanpa ada niatan untuk menolongnya. 

“SEKARANG LO TAU, KAN? SIAPA YANG BERKUASA?! LO CUMAN ORANG ASING YANG HADIR DI KEHIDUPAN GUE!! LO ITU JALANG, SIALAN!!” ucapnya sebelum akhirnya menyeburkan diri saat menyadari bahwa Bulan sudah tenggelam.

Di dalam air, dapat Ibram lihat wajah gadis itu terlihat tenang, padahal nyawa sudah di ujung tanduk. Baju panjang serta jilbab syar'i yang di gunakan Bulan tampak sangat indah di dalam air. Yang sungguh membuat Ibram terdiam selama dua detik. 

Di tangkapnya tubuh lemas Bulan dalam gendongannya, kemudian di bawanya ke pinggir. Menaruh dengan hati-hati tubuh gadis yang sudah ia lukai ini di pinggir kolam. 

Ibram menyusul naik, menaruh kepala Bulan di atas pangkuannya. Menatap lurus-lurus wajah manis Bulan dari jarak sedekat ini. Bahkan Ibram, tidak ada niatan untuk membuat Bulan kembali sadar. Jika Bulan tidak sadar, maka gadis itu mati. Yahh, pemikiran ala Gavin a.k.a Ibram. 

Untuk beberapa menit, Ibram hanya memandangi wajah Bulan dalam diam. Menikmati wajah cantik gadis yang tidak ia sukai ini dalam diam. Membiarkan Ibram menatap wajah Bulan untuk terakhir kalinya, jika sampai gadis itu mati lemas. 

“Lo milik gue, Lan. Diri lo udah jadi bagian dari gue,” ucapnya tak main-main. Matanya kian tajam menatap wajah Bulan, yang menandakan bahwa Bulan hanyalah miliknya.

Lihat selengkapnya