“Bulan!! I miss you so much! Kamu pergi lama banget, nggak balik-balik lagi!” teriak Arum sambil berlari menghampiri Bulan yang baru saja menginjakkan kakinya di ruang kelas.
“Aku juga kangen sama kamu, Rum. Biasanya kan kita sering ke majelis tiap minggu,” balas Bulan sambil menaruh tasnya. Ia duduk di paling depan, kelas juga masih sangat sepi.
“Gue bakal jadi ketua kelas lagi di kelas ini,” ucap suara Rafa.
Ngomong-ngomong, kelas XII saat ini ada banyak penghuni XI IPS 1 yang kembali masuk ke kelas XII IPS 1. Hanya ada beberapa orang yang pindah kelas sebab setiap tahunnya akan di acak. Tapu syukurnya ada banyak masih murid XI IPS 1 yang kembali satu kelas bersama teman lama mereka.
“Terserah lo. Toh, cuman lo doang yang paling obsesi sama tuh jabatan!” sahut salah satu siswi yang duduk di dekat jendela.
Benar, selama tiga tahun sekelas dengan Rafa, membuat Bulan dan Arum sangat paham sifat lelaki itu. Selama tiga tahun itu pula, Rafa selalu menjabat sebagai Ketua Kelas. Bahkan dia juga menjabat sebagai wakil ketua osis. Rafa itu suka hal yang punya jabatan yang tinggi, jiwa kepemimpinannya melekat di dirinya sebab keturunan keluarganya.
"Dan lo Bulan, harus jadi sekertaris," titah Rafa mutlak.
Hening tiba-tiba, ntah kenapa atmosfer berubah canggung seperti ini. Bahkan Bulan hanya diam saja, dengan mata mengerjab bingung.
“Ayo kita turun, liat dede gemesh,” ajak Arum mengalihkan keadaan canggung. Cepat-cepat ia menarik segera tangan sang sahabat untuk menatap adik kelas yang berkeliaran di area sekolah.
Ntah apa maksud dari tatapan Rafa juga perkataannya. Bulan memang selalu menjadi sekertaris dari awal kelas X, tapi ini kali pertama Rafa begitu memaksanya sampai tidak ingin menerima bantahan. Bulan tidak terlalu peka akan raut dan sikap yang di layangkan orang lain padanya.
Untuk menghilangkan kebingungan di hati, ia mengalihkannya dengan menatap adik kelas yang berkeliaran di area sekolah. Ada beberapa yang menggunakan hijab, tapi lebih dominan tidak. SMA Cahaya memang tidak mewajibkan anak muridnya menggunakan hijab, sebab sekolah swasta ini memberi kebebasan untuk kenyamanan para siswinya.
Upacara bendera akan di mulai sepuluh menit lagi, akan ada banyak sambutan yang menanti sepanjang upacara berlangsung. Dan semakin banyak pula siswa-siswi yang mengeluh akibat terlalu lama berdiri di tengah terik matahari.
Kadang Bulan juga selalu mengeluh, pun begitu dengan Arum. Tidak ada yang suka hari senin, semua orang tidak suka hari senin.
—o0o—
Ibram memandang barisan rapi di hadapannya, bahkan bendera akan segera di kibarkan dengan megah. Namun Ibram baru saja datang, dan dengan tenang berdiri di koridor depan menatap ratusan orang yang berbaris dengan rapi mengikuti upacara bendera dengan khidmat.