Setelah hari itu, Eyi tak pernah bertemu Rey. Padahal, dia sudah mengirimi pesan singkat, chat, bahkan missed call berkali-kali. Tepat, ketika jam istirahat tiba, Eyi selalu menunggui Rey di kursi taman tempat keduanya setiap hari bertemu. Sudah tiga hari Rey menghilang dari pandangannya. Eyi mengeluarkan note kecil dari dalam tasnya. Dia membuka bagian dengan pembatas, di sana bertuliskan kalimat “Step 2: Jangan mudah menyerah”. Eyi membuka tutup pulpennya dengan mulut, lalu membulati kalimat tersebut. Langkah kedua yang harus dilakukannya untuk terlepas dari friend zone.
Entah sudah berapa banyak pesan singkat, missed call, dan chat yang terus dikirimnya kepada Rey, Eyi tak ingat. Yang jelas dari sekian banyak usaha yang sudah dilakukannya, beberapa sudah terlihat di-read oleh Rey. Eyi mencoba berkonsentrasi pada mata kuliahnya, tetapi gagal. Pikirannya tak fokus. Kepalanya terus memikirkan Rey, Rey, dan Rey. Serangan bad mood kini melanda tubuh dan pikirannya. Sudah dapat diduga kalau sekarang dia kecanduan melihat penampakan sosok Rey. Kembali dibukanya ruang obrolan, dia memang tak salah lihat. Pesannya sudah di-read. Apa Rey sengaja tidak mengacuhkanku? pikir Eyi kesal. Detik berikutnya dia langsung menggeleng. “Positive thinking. Rey pasti sedang sibuk latihan untuk pementasan,” ucapnya pada diri sendiri.
Eyi memandang lurus, tetapi dengan tatapan kosong. Dia sedang tidak mood, bahkan untuk sekadar menikmati minuman yang sejak tadi sudah diletakkan pelayan kantin di hadapannya. Dia memutuskan untuk berdiam diri di kursinya tanpa melakukan aktivitas apa pun. Tumben jam segini Kania belum muncul di kantin? sungutnya. Untuk mengusir rasa bosan, dia kemudian meraih ponselnya. Mencari situs untuk menjawab pertanyaan konyol yang semenjak tadi menyerang pikirannya. Dalam hitungan detik, Eyi sudah menemukan situs yang dia cari dan mengetik pertanyaannya di sana, “Cowok suka kepadaku, bagaimana cara mengetahuinya?” Eyi menunggu balasan dari pertanyaannya dengan perasaan gusar. Harusnya, dia tidak bertanya sekonyol itu.
Beberapa menit kemudian, sudah terlihat jawaban dari beberapa orang. “Kamu cantik?” tanya sebuah akun yang bernama Nona Ratu.
“Apaan ... ya, tentu saja! Aku kan, wanita, jelaslah cantik, masa ganteng!” gerutunya kesal pada jawaban singkat, tetapi cukup untuk membuat hatinya panas.
Jawaban kedua, “Nggak usah repot nunggu. Dia nggak suka kamu,” tulis akun dengan nama Princess Kunti. Bak artis yang sedang membaca komentar dari haters, napas Eyi kembang kempis karena kesal. Setelah mengatur napas, kembali dia lanjutkan untuk membacanya.
“Jangan tanya orang lain, tanya langsung cowok itu!” pinta akun dengan nama Miss Baper. Eyi mendengus dengan bibir mengerucut, dia langsung menutup ruang obrolan dan meletakkan ponselnya dengan keras di atas meja.
“Kamu pikir aku bakalan tanya kalau aku tahu perasaannya?” kata Eyi ketus sambil menatap layar ponsel yang sudah dia matikan.
“Yi ...,” kejut seseorang dari belakang. “Kenapa lo, marah-marah nggak jelas? Marah sama Rey?” Kania terkikik sambil mengambil tempat duduk di depan Eyi sementara Eyi melemparkan pandangan sebal.