To My Youth

Defa Riya
Chapter #2

02. Ciluk Ba

"Pagi, Pak!" Ida dengan ramah menyapa penjaga kebun yang tengah menyapu halaman Sekolah, membuat penjaga sekolah itu menghentikan kegiatannya.

"Pagi, Dek. Berangkat pagi lagi?"

Ida mengangguk. "Iya, Pak. Sekalian Ibuk mau ke ladang," jelasnya membuat penjaga kebun mengangguk paham.

"Oh, gitu .... "

"Yaudah, Pak. Ida ke kelas dulu," ia berpamitan, sementara penjaga kebun itu lagi-lagi mengangguk.

"Belajar yang semangat, Dek!"

Ida mengangguk, lalu berjalan menuju ruang kelasnya sambil menyenandungkan nada-nada acak.

"Pagi, semua!" Ida bersorak antusias sambil memasuki ruang kelas.

Di dalamnya, kelas masih sepi dengan hanya beberapa petugas piket yang hadir.

"Pagi, Da!" balas seorang teman kecil dengan rambut digerai, ia memegang penghapus papan tulis.

"Pagi, Ida! Berangkat pagi lagi?" teman kecil lainnya bertanya.

Ida mengangguk. "Iya. Kalian semangat ya piketnya" Lalu berjalan ke mejanya di deretan nomor satu dari depan. Tepat di depan meja guru.

Setelah meletakkan tasnya di dalam laci meja, Ida duduk di bangku sebelum mengeluarkan bukunya dari dalam tas, membaca buku paket tebal itu dalam keheningan sampai satu persatu teman-teman kecilnya memasuki kelas. Membuat ruang kelas yang awalnya sepi ramai seketika.

"Da, main yuk!" Ida mendongak, menatap ke arah sumber suara sebelum mengangguk dengan senyuman cerah. "Ayuk!" balasnya lalu menutup buku paket, berjalan keluar kelas sambil bergandengan tangan.

Kedua anak kecil itu berjalan ke halaman sekolah menuju ke bawah pohon beringin di samping kantor kepala sekolah dan ruang guru.

"Da, main petak umpet yuk! Aku yang jaga, kamu yang sembunyi."

Ida mengangguk. "Ayuk! Kamu hitung sampai sepuluh!"

Anak lelaki di samping Ida membalas dengan anggukan, lalu meraih pergelangan tangan Ida ketika ia ingin bersembunyi.

"Tunggu!"

"Apa?"

"Kamu sembunyinya nggak boleh jauh-jauh. Cuma boleh di balik pohon ini!" Anak lelaki itu menepuk pohon beringin di sampingnya, sementara Ida menatapnya dengan ekspresi kebingungan.

"Di balik pohon?"

Anak lelaki itu mengangguk.

Lihat selengkapnya