"Halo, Ma."
"Lagi dimana, Na?"
"Ini mau berangkat ngerjain tugas." Dana sudah menyangklong ransel akan keluar dari kamar.
"Libur kuliahnya?"
"Enggak, masuk jam 10. Kenapa? Tumben Mama pagi-pagi nelpon." terpaksa harus mendaratkan kembali pantatnya diatas ranjang.
"Mama mau kirim uang sakumu."
"Yang terakhir itu masih kok, Ma."
Namanya Gandana Aghista, jurusan kimia semester pertama. Tinggal bersama kakak laki-lakinya dirumah kontrakan yang mewah bersama seorang pembantu. Mama dan papannya tinggal di Malang, mereka sama-sama seorang dosen di universitas yang berbeda.
"Kalau emang mau beli sesuatu beli aja, Na. Mama papa kerja juga buat kamu sama Yudha, jangan ngirit-ngirit amat."
"Mama gimana sih." Dana tertawa mendengar ucapan mamanya barusan.
"Kamu ini yang gimana. Yaudah sana berangkat, jangan lupa sarapan."
"Iya, Ma."
"Kakak mana?"
"Di kamarnya, masih tidur mungkin."
"Enggak kuliah?"
"Libur katanya kemarin."
"Yaudah, mama matiin ya, ati-ati sayang!"
"Siap."
Dana keluar dari kamarnya menuju dapur menghampiri Bi Amik yang sedang menyiapkan sarapan.
"Mbak Dana, sarapannya."
"Masak apa, Bik?"
"Semur daging sama sambal bawang, Mbak." Dana duduk di kursi depan meja keramik yang menjadi pembatas antara dapur dan ruang keluarga.
"Kuliah pagi, Na?" spontan gadis itu menoleh pada kakaknya yang berjalan mendekat.
"Enggak, masuk jam sepuluh. Mau ngerjain tugas dulu."
Yudha hanya mengenakan kaos dan celana boxer favoritnya. Kemudian menarik kursi disebelah Dana.
"Sama siapa?"
"Sendiri."
"Dimana?"
"Mau di lobi kampus aja, yang wifinya lancar."
"Nitip barang ya, Na. Nanti biar temen gue samperin kesana."
"Barangnya apa dulu?" Dana menerima sarapan dari Bi Amik seperti sedang makan di warung.
"Pick gitar satu kotak aja kok."
"Yaudah iya."
Sudah selesai makan dan menerima kotak pick dari kakaknya, Dana segera menaiki sepeda motornya menuju kampus. Ditengah jalan dia baru ingat harus membeli beberapa camilan untuk menemaninya mengerjakan tugas. Akhirnya dia berhenti di minimarket yang terletak tidak jauh dari kampusnya.
Beberapa makanan ringan berada dalam dekapan Dana. Ketika dia mengambil sebotol air putih, disaat bersamaan dengan itu, seseorang tanpa sengaja menyenggol Dana dengan sikunya. Camilan Dana terlepas dari dekapan.
"Maaf-maaf, Mbak." lelaki itu membantu Dana mengambil camilannya yang terjatuh.
"Iya nggak papa, Mas." Dana bangkit kemudian lelaki itu memberikan camilan yang terakhir diambil.
"Makasih." tidak sempat menatap wajahnya, Dana pergi begitu saja menuju kasir.
...
Lobi kampus cukup ramai oleh mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas. Dana melihat dibagian sudut ruangan masih ada bangku yang kosong, segera dia berjalan menuju bangku itu sebelum orang lain menempatinya. Sebenarnya bangku itu cukup untuk empat orang sekaligus tapi Dana ingin sendiri. Entahlah nanti pasti ada mahasiswa yang minta duduk juga.
Dana mengeluarkan laptop, lembaran tugas, dan juga kotak pick gitar titipan kakaknya. Masih pukul setengah delapan, ada dua jam lebih untuk menyelesaikan tugas yang Dana harus presentasikan dikelas nanti.
Seperti biasa gadis itu selalu mendengarkan musik lewat earphone yang disambungkan pada ponselnya. Volume lagu yang Dana putar terlalu keras, sampai-sampai dia tidak sadar ada dua orang lelaki yang sedari tadi menyapanya. Dana tersadar ketika salah satu dari lelaki itu menepuk-nepuk pundaknya, "Permisi!"
Sebenarnya cukup terkejut, namun Dana berhasil menyembunyikan keterkejutannya itu. "Ada apa, Mas?" tanya Dana sambil melepas earphone dari telinganya.
Kedua lelaki itu masih berdiri.
"Kamu adiknya Yudha ya?" tanya lelaki dengan rambut yang sengaja dipanjangkan.