TOKO ICE CREAM HAPPINESS

Novi Assyadiyah
Chapter #6

DIBALIK RAHASIA

Sebagai orang yang dipilih menjadi pengawal pribadi Pak Mail, Arman selalu menuruti apa yang diperintahkannya. Dengan menguasai bela diri Pencak Silat, Taekwondo, dan Kendo, Arman juga diberi kepercayaan untuk bisa mengajarkan bela diri kepada karyawannya untuk bisa menjadi pengawal yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. 

Gaji yang didapatkan Arman juga dua kali lipat dari pengawal biasanya yang membuat posisi Arman paling diinginkan oleh para karyawan. Dari gajinya itu Arman berhasil mencukupi kebutuhan hidupnya dan anak satu-satunya, Rio, yang hubungan keduanya kian merenggang semenjak istri Arman sekaligus Ibu Rio mengalami kecelakaan mobil hingga merenggut nyawanya. 

Tanggung jawab dari mendapat gaji besar pun sebenarnya tidak mudah. Ia harus menghafal kesukaan dan ketidaksukaan bosnya, mengikuti kemanapun Bosnya itu pergi di dalam maupun di luar jam kerja, dan juga melindunginya. Tapi ada yang berbeda dengan hari ini, Arman tidak melihat Bosnya itu seharian. Ia tidak bisa menghubunginya dan mulai merasa cemas takut sesuatu terjadi padanya, mengingat baru-baru ini bosnya itu selalu mendapatkan surat anonim. 

Arman menjadi khawatir jika surat anonim yang diberikannya beberapa hari lalu merupakan surat ancaman dan akan membawa malapetaka atau kejadian buruk kepada bosnya itu. Karena jika diingat lagi, akhir-akhir ini Bosnya memiliki masalah dengan salah satu politikus yang karirnya hancur karena Bosnya menolong seorang staff wanita yang dilecehkan. 

Saat itu terjadi pertengkaran antara keduanya yang tidak sengaja terekam oleh salah satu staff acara yang kemudian disebarkan dan menjadi viral. Bosnya itu pun mati-matian melindungi staff wanita yang dilecehkan dan membayar denda staff yang merekam video karena politikus itu melaporkannya kepada pihak berwajib atas pencemaran nama baik. 

Waktu itu, Arman tidak mengerti kenapa Bosnya sebegitu baik menolong orang-orang yang bahkan tidak ada hubungan darah dengannya. Bosnya bilang pasti Arman akan melakukan hal yang sama jika hal itu menimpa kepada anak semata wayangnya. Menyetujui ucapan Bosnya membuat Arman semakin menaruh respect kepadanya karena pada dasarnya Bosnya itu memang memiliki perilaku yang baik dan senang membantu tanpa pamrih. 

Mobil hitam yang biasa Arman kendarai untuk mengantar Bosnya, tiba-tiba muncul dari arah luar setelah seorang Satpam membuka gerbang. Kekhawatiran Arman mulai mereda ketika mengetahui bahwa yang mengendarai mobil itu adalah Bosnya. Pikiran berlebihan adanya perseteruan Bosnya dengan politikus itu segera Arman sudahi, namun diganti dengan kecemasan lainnya yang melihat kondisi Bosnya itu terlihat tidak baik-baik saja. Lalu ada seorang wanita yang dibawanya tak sadarkan diri. 

Luka lebam yang memenuhi wajah wanita itu seketika mengingatkan Arman kepada anaknya yang selalu membuatnya merasa khawatir. Rio selalu mengatakan bahwa luka lebam yang dimilikinya akibat terjatuh atau tak sengaja menabrak sesuatu. Arman yang tidak mempercayai ucapan anaknya itu meminta Rio untuk segera belajar bela diri. Namun, Rio selalu menolak dan berkata bahwa tidak ada lagi orang yang harus ia lindungi. 

Khawatir anaknya berbohong dan lebih memilih untuk tidak menceritakan kepadanya membuat Arman berpikir bahwa anaknya ditindas oleh seseorang. Namun Arman tidak bisa menemukan bukti apapun saat berusaha mencari tahu penyebabnya. Semenjak kecelakaan mobil yang merenggut ibunya, Rio memang memberi jarak kepada Arman. Arman merasa bahwa anaknya menyalahkan Arman seperti Arman yang menyalahkan dirinya sendiri. Di hari kecelakaan istrinya terjadi, Arman meminta istrinya yang baru belajar mobil untuk menggantikan dirinya menjemput putranya karena masih disibukan dengan pekerjaan kantoran, tempat kerja Arman sebelum memutuskan untuk bekerja di Black Bodyguards.

“Arman, cepat segera hubungi dokter! Oh ya, mulai detik ini Saya tugaskan kamu untuk menjaga Kel— maksud Saya Bianca!” Perintah dadakan dari Bosnya itu membuat Arman mempertanyakan siapakah wanita yang dibawa oleh Bosnya itu. Sampai pada akhirnya, Arman mengetahui dari Bosnya bahwa wanita itu adalah anak dari temannya yang mengirim surat anonim. Dalam isi surat itu, Bosnya mengatakan bahwa temannya meminta bantuan untuk melindungi anaknya dan diketahui setelah mencari tahu ternyata temannya itu sudah meninggal dunia.

Tugas baru yang diemban Arman untuk menjaga Bianca ternyata tidak mudah. Arman merasa kesulitan ketika Bianca tiba-tiba hilang dari rumah yang diketahui setelahnya sedang keluar memakan ice cream dan ketika mencoba melukai diri sendirinya lagi, yang membuat Arman dimarahi Bosnya karena tidak becus menjaga Bianca. Akibatnya, Arman berpikir bahwa dirinya tidak bisa berteman dengan Bianca. Tapi pemikiran itu perlahan mulai berubah ketika keduanya mengetahui fakta baru mengenai tanggal dan bulan kematian Ibu kandung Bianca dengan mendiang istri Arman memiliki kesamaan. 

Kesamaan itu membuat Bianca dan Arman menjadi akrab hingga empat bulan kemudian, Arman mengusulkan untuk membuat acara doa bersama di hari kematian Ibu kandung Bianca dan mendiang istrinya. Sempat ragu usulannya ditolak, Arman merasa lega karena Bianca setuju dan menyepakati bersama untuk mendoakan di kediaman Arman. Keadaan Bianca pun semakin membaik dari hari ke hari setelah bekerja di Toko Ice Cream Happiness yang dirasa Arman membuat Bianca seperti mendapat kehidupannya kembali. 

"Assalamualaikum!" Terdengar suara lesu dari Rio yang baru pulang sekolah. Pakaian putih abu yang dikenakannya terlihat kotor dan ada luka di sudut bibirnya yang membuat Arman menghela nafas beratnya dan membiarkan Rio pergi begitu saja ke kamarnya. 

“Bapak nggak tanya dia kenapa?” Arman tersenyum tipis dan mengatakan jika ia bertanya pasti akan dijawab dengan jawaban terjatuh. “Tapi sepertinya bukan karena terjatuh.” Bianca memakan telur puyuh yang sudah ada di mejanya. Dengan antusias Arman mendekat ke arah Bianca dan mengatakan awalnya ia juga berpikir seperti itu dan bertanya-tanya apakah anaknya berbohong dan menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Tapi, ketika ia menyelidiki untuk mengetahui apakah anaknya tertindas atau tidak, Arman tidak bisa menemukan buktinya. Tidak banyak teman-temannya yang dekat dengan anaknya. Sepertinya selain menjauhi Bapaknya, anaknya juga menjaga jarak dengan teman-temannya.

"Anak Bapak sekolah di SMA Merdeka kan? Mau Saya bantu? Saya bisa tanyakan ke kenalan Saya, siapa tahu jawabannya berbeda dari yang lain.” Arman langsung mengangguk penuh harap untuk bisa mengetahui yang sebenarnya.

Lihat selengkapnya