Tidak banyak orang yang tahu bahwa Mail pernah menikah dengan seorang wanita bernama Ratih dan memiliki seorang anak perempuan bernama Kelana. Di awal keduanya meresmikan hubungan mereka menjadi sepasang kekasih, keluarga Ratih menentang hubungan keduanya karena Mail berasal dari keluarga miskin dan tidak jelas.
Mail memang hidup seorang diri ketika kedua orang tuanya telah berpulang terlebih dulu ke pangkuan Tuhan. Mail tidak tahu keberadaan saudara Ayah dan Ibunya yang membuat Mail hidup sebatang kara. Sejak dulu, Mail tinggal di kosan kumuh. Kekurangan biaya membuat Mail selalu berjuang untuk mempertahankan beasiswa di sekolahnya. Sebagai label anak beasiswa yang mampu mempertahankannya dalam jangka waktu lama tidak membuat keluarga Ratih terkesan.
Setelah Mail berhasil lulus kuliah jurusan Ekonomi dan Ratih jurusan pendidikan, keduanya memutuskan untuk menikah yang tentunya ditentang oleh Keluarga Ratih tapi Ratih memohon kepada orang tuanya untuk merestui hubungannya dengan Mail. Melihat anaknya memohon, membuat kedua orang tua Ratih memberikan jalan restu namun dengan satu syarat bahwa Ratih tidak bisa kembali kepada mereka karena tidak mewujudkan keinginan mereka untuk menikahi seorang laki-laki pilihannya. Mengetahui Ratih yang menyetujui syarat itu membuat Mail tidak bisa berbuat apapun karena pada saat itu, Mail juga sangat mencintai Ratih. Hingga sebuah janji Mail buat kepada dirinya sendiri untuk tidak mengecewakan Ratih karena telah memilihnya.
Janji yang dibuat Mail itu nyatanya sulit untuk ditepati saat menginjak dua tahun pernikahannya. Mail dipecat dari pekerjaan yang sudah ia tempati selama satu tahun. Namanya juga di blacklist di semua perusahaan karena dirinya menghajar atasannya demi membela rekan kerja wanita yang dilecehkan. Saat itu Mail tidak bisa menerima dan membayangkan bagaimana jika wanita yang dilecehkan itu adalah istrinya.
Sialnya, cerita yang tersebar itu hanya potongan kecil mengenai dirinya yang tiba-tiba menghajar atasannya. Tidak ada alasan sebenarnya di balik mengapa seorang junior di perusahaan tersebut tiba-tiba menghajar atasan. Cerita yang disingkat dan terkesan seperti bawahan yang memiliki sikap brutal atau kurang ajar membuat Mail terpojok dan kesulitan setelahnya.
Kesulitan yang dihadapinya pun juga terjadi dalam keluarga kecilnya. Kehamilan yang baru terjadi kepada Ratih sering membuatnya merasa kesal atas apa yang dipilih Mail. Perdebatan mengenai Mail yang tidak bisa menahan diri untuk membela orang lain pun selalu menjadi topik utama perdebatan keduanya karena selalu merugikan Mail yang berdampak kepada keluarganya.
Ekonomi keluarga yang Mail bangun pun semakin memburuk di tahun ketiga pernikahan keduanya. Bekerja serabutan menjadi penjual koran, pembersih sepatu di stasiun tidak membuat ekonomi Mail membaik. Kesalahpahaman pun semakin sering terjadi kepada Mail dan istrinya semenjak istrinya tidak lolos saat melamar pekerjaan dan menyalahkan Mail karena tidak bisa menepati janjinya untuk membagi pekerjaan rumah tangga untuk mengasuh anak perempuannya, Kelana, yang baru berumur satu tahun. Rumah tangganya pun semakin memburuk ketika Mail dan istrinya tidak sanggup membeli susu untuk Kelana. Hal ini membuat istrinya, Ratih, membuat keputusan sepihak karena merasa hanya berjuang sendiri di kala Mail yang sedang berusaha mencari nafkah untuk keluarga kecilnya.
"Lebih baik kita pisah, il. Jujur, aku udah nggak kuat. Ibu dan Bapaku pun nggak mau minjemin kita uang. Katanya ini hukuman buat aku karena milih kamu. Katanya mereka bakal bantu kalau aku pisah sama kamu. Ini keputusan yang berat buat aku, tapi aku juga ngga bisa biarin anak kita kelaparan kayak gini.” Jelas Ratih yang saat itu membuat Mail sakit hati karena istrinya memilih menyerah dan tidak sama dengan dirinya yang masih ingin memperjuangkan.
“Aku bisa perbaiki semuanya, Ratih! Cuman butuh waktu dan kesabaran. Aku juga lagi terus usaha cari uang buat keluarga kita. Aku nggak diem aja di rumah mainin burung peliharaan kayak tetangga sebelah kan?” Tapi tetap saja, pilihan Ratih saat itu sudah bulat. Ia memilih berpisah dengan Mail, katanya ini demi kebaikan Kelana agar tumbuh dengan baik di lingkungan yang benar. Mendengar kenyataan itu membuat Mail tertampar akan kenyataan.
Dirinya memang belum bisa memberi kehidupan yang aman dan nyaman kepada anak dan istrinya. Mail pun dengan berat hati menyetujui permintaan Ratih untuk berpisah dengan satu syarat bahwa ia harus diizinkan bertemu dengan Kelana setiap bulannya karena bagaimanapun Kelana adalah darah dagingnya. Satu-satunya orang yang selalu menghibur Mail dan selalu membuatnya tertawa dikala Mail menangis di hadapannya. Satu-satunya sentuhan tangan mungil yang kala itu bisa membuat perasaan Mail membaik.