TOKO ICE CREAM HAPPINESS

Novi Assyadiyah
Chapter #9

DI BALIK CERITA PART II

Pada akhirnya, Mail memutuskan untuk pergi ke rumah yang ditinggali anaknya itu seorang diri. Sesampainya di sana, Mail mendengar suara kegaduhan dari dalam rumah itu. Brug! Brug! Brug! Lalu suara gaduh itu perlahan menghilang, menambah rasa kekhawatiran Mail yang mulai keringat dingin. 

Brak! Tiba-tiba muncul seorang wanita yang keluar dari pintu lalu terjatuh ke tanah dengan lemas dan kemudian tak sadarkan diri. Tak lama dari itu, seorang laki-laki paruh baya mengikuti ke arah luar dengan raut wajah penuh amarah. Laki-laki paruh baya yang diperkirakan Mail adalah suami dari Ratih belum sadar akan kehadirannya. Ia hendak menarik rambut anaknya, namun Mail yang sudah dikuasai amarah langsung mendekat sambil melayangkan tinju yang begitu keras beberapa kali hingga membuatnya terjatuh ke tanah. 

“Bianca akan saya bawa, sesuai permintaan Ratih sebelum meninggal kepada saya. Jangan lagi kamu berani datangi Bianca, atau akan saya laporkan kamu ke polisi. Ini kebaikan yang saya berikan karena Ratih meminta untuk membebaskan kamu!” Laki-laki paruh baya yang sudah babak belur olehnya tertawa dan perlahan bangkit sambil mengambil batu yang ada di sampingnya ketika Mail berusaha mendekat ke arah Bianca. 

Brak! Batu yang akan dipukulkan ke arah Mail berhasil ia tahan dengan tangannya ketika merasa akan diserang dari arah belakang. Laki-laki paruh baya itu tidak kuat menahan lagi batu yang dipegangnya yang ditahan oleh Mail hingga ia meringis kesakitan saat tangannya ikut berputar secara perlahan. Mail berhasil membuang batu itu dan menjungkir balikan badan laki-laki paruh baya hingga tergeletak lagi di tanah.

Sesampainya di kediaman Mail, Bianca dilanda kepanikan ketika ia baru terbangun dari pingsannya. Melihat kondisi anaknya yang sedang tidak baik-baik saja membuat hati Mail terluka ditambah ketika ia harus menyaksikan anaknya yang akan melukai dirinya sendiri. Tapi Mail tidak bisa terus merasa terluka, ia harus bisa membuat Bianca nyaman ada di tempat barunya. 

Mail mencoba menjelaskan siapa dirinya kepada Bianca sebagai kenalan Ibunya yang dimintai tolong untuk membawa Bianca. Diperlihatkan juga foto Mail bersama dengan Ratih saat memakai jas almamater kampus. Mengetahui itu sepertinya membuat Bianca tenang tapi sesudahnya ia menangis tak berkesudahan. Mail mendekat ke arahnya dan memeluk Bianca sambil menjauhkan gunting yang ada digenggamannya.  

Maafkan Bapak, Kelana. Bapak harus bohong sama kamu. Bapak nggak mau kamu kecewa sama Bapak karena baru ada sekarang untuk kamu. Bapak takut kamu nggak mau tinggal kalau Bapak ngaku sebagai Bapak. Rintih Mail dalam hati yang terasa sakit melihat kondisi anak semata wayangnya yang hancur akibat perbuatan orang asing yang tak dikenalnya itu.

Mail pun mulai membiasakan diri memanggil anaknya dengan nama Bianca dan berusaha untuk mengembalikan kehidupan anaknya itu menjadi lebih berwarna. Ia meminta Arman untuk menjaganya dan membelikan semua keinginan Bianca. Namun usahanya itu tak membuat Bianca semakin membaik. 

Bianca kembali menyakiti dirinya sendiri yang membuat Mail menumpahkan amarahnya kepada Arman karena tidak bisa menjaganya dengan baik. Ketika Mail tidak tahu harus melakukan apalagi, sebuah harapan muncul dari seorang anak bernama Satya yang Mail tolong dengan meringankan biaya sewa gedungnya untuk dijadikan toko ice cream. Satya menyarankan agar Bianca bekerja di toko ice cream miliknya. Mendengar itu membuat Mail mempertimbangkan saran darinya karena disela pertemuan Mail dengan Satya, Bianca yang lewat berkata bahwa ice cream di toko Satya memang enak.

"Bianca nanti makan sama saya ya? Kamu harus peduli sama kesehatan kamu, jangan sampe nggak makan! Oh iya,  kalau kamu merasa bosan terus di rumah, kamu mau kerja di toko ice cream yang tadi kamu bilang enak itu?" Tanya Mail kala itu di depan pintu kamar Bianca yang terbuka.

Ice cream?” 

“Iya, toko ice cream. Mau?” Bianca mengangguk mengisyaratkan kemauannya yang membuat Mail merasa lega karena Bianca mau menerimanya. Mail berharap dari pekerjaan baru anaknya ini akan membawa kebahagiaan kecil untuknya. Mail pun langsung bergegas meminta Arman untuk membeli segala kebutuhan di toko ice cream yang dan memperketat keamanan dengan memasang CCTV di segala arah demi keamanan Bianca dan pegawai lainnya setelah mengetahui kejadian yang menimpa Satya dan tokonya.

Setelah Bianca mulai bekerja di toko ice cream milik Satya, Mail bisa melihat perubahan pada diri Bianca. Salah satunya ia tidak lagi melamun dan lebih sering menyapa Mail. Walaupun Mail juga sadar kedekatannya dengan Bianca belum sedekat pengawalnya, Arman, yang kini akan merayakan peringatan hari kematian Ratih dengan mendiang istri Arman yang ternyata jatuh di tanggal dan bulan yang sama. Mail hanya bisa memberikan dukungan materi berupa uang dikala ia harus pergi menghadiri sebuah acara klien yang tidak bisa dihindari atau dijadwalkan ulang. 

Rasanya Mail ingin bertukar posisi dengan Arman agar ia bisa menghabiskan waktu bersama dengan Bianca seharian layaknya orang tua yang menghabiskan waktu dengan anaknya. Mail juga tahu mengenai Bianca yang menolong Arman berbaikan dengan anaknya ketika dirinya mendapat panggilan telepon dari Arman yang meminta izin lagi untuk menjaga putranya beberapa hari. Saat itu, Mail tahu Bianca membantu Arman dengan mencari kebenaran mengapa anak Arman yang sering terluka. 

"Bianca aman, Pak! Walaupun Bianca nggak ikut tapi dia punya peran paling besar dalam misi yang Saya jalani kemarin. Tapi sebenarnya, saya khawatir mereka bisa lolos begitu saja dengan uang."

Lihat selengkapnya