"A-apa?" Bibir Ratna mendadak kelu. Matanya terbelalak, dia benar-benar kaget, tidak percaya dengan apa yang Dodi ucapkan. Tubuhnya bergetar hebat, jantung berdegup kencang. Lalu dia menatap Karina. Ekspresi perempuan itu begitu syok. Lagi-lagi Dodi menuduhnya tanpa ada dasar bukti konkrit.
"Apa benar itu, Karina?" tanya Ratna begitu serius. Karina tidak bisa menjawab, dia terdiam. "Ibu tanya, apa semua yang dibilang Dodi itu benar?" tanya Ratna sekali lagi. Kakinya mulai melangkah mendekati Karina.
Karina menggeleng-geleng, batinnya hancur bak kaca yang jatuh dari ketinggian. Tuduhan itu sudah berkali-kali mengarah padanya. Tuduhan yang tidak pernah dia lakukan.
"Jawab Ibu, Karina, apa benar kamu selingkuh dari Dodi?" Ratna mulai kesal dengan sikap Karina yang membisu. Kakinya terus mendekati perempuan yang kini dalam tekanan dan ketakutan. "Tatap mata Ibu dan katakan sebenarnya pada Ibu, apa kamu selingkuh dari Dodi, Karina?" sambungnya sambil mengkoyak-koyak badan Karina.
Karina pun menggeleng kepala sekali lagi. Baginya, tidak ada yang perlu dia akui atau klarifilasi tentang tuduhan Dodi dan juga mertuanya.
"Kenapa kamu diam saja? Apa kau tuli, Karina?" Nada suara Ratna mulai meninggi, emosinya mulai dilepas perlahan-lahan.
"I-itu ... g-gak b-benar Ibu," jawab Karina terbata-bata. "Aku gak pernah melakukannya, Bu!"
Dodi tertawa mendengar pernyataan Karina yang menurutnya berbohong. "Alaah, sudahlah Karina, jangan bersandiwara lagi. Kita sudah sama-sama tau bahwa kau selingkuh dariku dengan mantan pacarmu itu," sergah Dodi. Dia memang menginginkan ini, membongkar aib Karina agar Ratna tidak lagi mengungkit masalah anak.
Karina menatap nanar ke Dodi. Rasa sakit itu kini berasa pahit bercampur perih yang terpatri di dadanya. Sudah banyak luka yang Dodi torehkan di jiwanya. Kali ini, batinnya benar-benar terluka parah.
"Jadi benar kamu selingkuh?"
"Itu gak benar, Bu, apa yang Mas Dodi katakan semuanya bohong. Aku tidak pernah selingkuh dari Mas Dodi, Ibu harus percaya sama aku!" bantah Karina, dia berusaha menyakinkan Ibu mertuanya. Membujuk agar wanita itu percaya dengan ucapannya. Dia menyentuh lembut lengan Ratna.
"Kamu pikir Ibu akan percaya pada kamu yang hanya seorang menantu?" seru Ratna menghempaskan tangan Karina dari lengannya. "Biar kamu berusaha menyakinkan Ibu, tapi tetap saja Ibu percaya pada anak Ibu dari pada kamu yang berselingkuh dari Dodi," tegasnya menatap keji pada Karina.