"Kar ... ada apa denganmu? Kenapa kamu begitu banyak berubah setelah menikah dengan laki-laki itu?" Laki-laki itu hanya bingung melihat Karina seperti orang depresi dan ketakutan.
"Gak ada urusannya denganmu, Wahyu! Pergilah dari hadapanku dan jangan ganggu lagi kehidupanku dengan Dodi!" Ketakutan Karina juga dirasakan oleh Wahyu.
"Tunggu! Aku hanya ingin melindungi kamu, gak ada maksud lagi, Kar!" Wahyu berusaha meyakinkan Karina agar mendengarkan kata-katanya. "Apa ini ada hubungannya dengan masalah kemarin? Apa dia nyiksa kamu lagi, Kar?" Wahyu tetap penasaran dengan apa yang terjadi. Sikap Karina banyak berubah padanya, dia tidak percaya lagi dengan apa yang dia katakan padanya.
"Gak ada ... a-aku ... a-aku ...." jawab perempuan itu terbata, mata ini hanya fokus ke luar gerbang halaman rumah sakit. Kadang matanya mendelik, mengawasi semua laki-laki yang datang dan lewat dari pintu gerbang. Dia tidak mau sikap Dodi berubah lagi padanya, dia juga tidak ingin ada lagi pertengkaran di antara mereka. Karina berharap Wahyu juga mengerti keadaan rumah tangga juga harapan dia selama menikah dengan Dodi.
"Kenapa? Ada apa dengan kamu, Kar? Apa dia menyiksa kamu lagi?"
"M-maaf ... b-bukan urusanmu, Wahyu," ujarnya menghentikan semua kalimat yang hampir saja keluar dari bibirnya. "Aku pergi dulu," sambung Karina bergegas jalan. Wahyu tetap mengikuti perempuan itu dari belakang.
"Biar aku antar, Kar!" tukas Wahyu menawarkan tumpangan. Karina mengabaikan dan tetap menunggu taksi lewat. "Ayolah, Kar. Aku gak akan macam-macam sama kamu. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa dia selingkuh, akan aku buktikan sama kamu bahwa dia bukan laki-laki yang pantas buat kamu, Kar." Wahyu begitu gigih mengajak pulang bareng.
Karina mendadak menghentikan langkahnya, terdiam, entah siapa yang berbisik di telinga perempuan itu hingga kepalanya mengangguk. "Tunggu di sini, aku ambil mobil dulu," kata Wahyu tersenyum lebar. Jantungnya menjadi gelisah, resah dengan keputusan bodoh waktu itu. Pikiran dia menjadi liar dan membuat seluruh tubuh merinding mengingat kekerasan yang dilakukan Dodi. Karina juga tidak tau apa jadinya bila Dodi tau dia diantar laki-laki yang amat dia benci. Di samping itu juga, Karina sangat penasaran dengan perkataan Wahyu. Dia ingin mendengar langsung dari bibir Dodi. Namun, di hatinya yang lain, dia berharap laki-laki itu berkata bahwa dia tidak melakukannya.
Tak lama, Wahyudin membunyikan klakson. Membuyarkan lamunan tentang kecemburuan Dodi pada Karina dan juga kata-kata yang akan terucap dari bibir suaminya. "Kar ... ayo naik!" Dia menurut bak kerbau dicocok hidung. Duduk diam di mobil yang mulai melaju.
Hening beberapa saat hingga dari bibir Wahyu terlontar pertanyaan tentang kejadian semalam.
"Oiya, gimana luka-luka kamu?" Dia masih saja sama dengan Wahyu yang Karina kenal. Ramah, tenang dan baik.