Tolong, Sayangi Aku.

Kamalsyah Indra
Chapter #22

Tolong, Sayangi Aku.

"Ayo ikut aku perempuan l*c*r!" katanya bernada suara mengerikan. Dia menyeret Karina masuk ke rumah layaknya kerbau. Tubuhnya pun terbanting saat tenaga besar Dodi mendorong tubuh kecil tak berdaya itu ke sofa.

Braak.

Seluruh tubuh Karina mendadak terasa sakit semua. Seolah tulang belulangnya remuk redam. Dia tidak peduli di dalam rahim perempuan itu ada janin lemah, darah dagingnya sendiri. Bagi Dodi, melampiaskan semua amarah yang ada dalam dirinya itu bisa terlepaskan pada Karina.

"Ada apa Mas? Kenapa kamu jadi marah-marah lagi padaku? Apa salahku?"

"Ada apa? Kenapa?" Dodi mengulangi perkataan Karina. "Kau mau tau apa kesalahanmu, perempuan l*c*r?" tanya Dodi marah besar. Suara baritonnya tidak pernah meredam semenjak menikah dengannya, dan Karina tidak pernah melihat dia mesra atau bersikap lembut padanya sedikitpun.

Karina mengangguk ketakutan sambil memegang perutnya, ketakutan dirinya bertambah besar semenjak dia hamil. "Kamu selingkuh, dan ini sudah ketiga kalinya kamu ketauan olehku masih berhubungan sama mantan sialanmu itu!" teriak Dodi sambil menunjuk-nunjuk ke arah luar. Perempuan itu paham sekarang, dan hal ini yang dia takutkan. Kecemburuan Dodi membuat dia buta akan kenyataan.

"T-tapi ... aku tidak sengaja bertemu, Mas!" Tubuhnya gemeteran, ketakutan sudah menguasai tubuh, dan ini terus terulang kala Dodi marah. Tidak tenang dan selalu gelisah, bahkan selalu takut salah bila ada Dodi di rumah. Tidak adapun dia selalu merasa dia mengawasi Karina layaknya CCTV. Padahal dia baru saja merasakan sikap manis Dodi semalam dan tadi pagi.

"Kamu pikir aku percaya?" bentaknya dengan nada suara paling tinggi. Karina terdiam, gema suara teriakkan Dodi seolah tersimpan rapih di otak. Lalu akan membayangi disetiap gerak-geriknya, membuat sekujur tubuh Karina bergetar lalu berubah menjadi ketakutan. Mungkin dia akan gila oleh perlakuan kasar Dodi. "Aku jadi semakin yakin, anak yang kamu kandung itu bukan anak aku, melainkan anak dari selingkuhanmu itu!"

"Apa kamu bilang?" Sudah kesekian kalinya tuduhan itu dia layangkan padaku. Marah? Ya, aku tentu marah padanya. Dia menuduh yang tidak pernah aku lakukan.

"Anak itu anak haram dari mantan pacarmu itu!!" tegas Dodi penuh penekanan pada setiap kalimat yang dia tujukan pada Karina.

"Sudah kubilang sama kamu, Mas! Ini anak kamu, bukan anak dari laki-laki lain seperti yang kau tuduhkan padaku, Mas!!"

Dodi mencondongkan kepalanya mendekati wajah perempuan malang yang hampir kehabisan napas. Deru napas Dodi terasa hangat di wajah Karina dan terdengar sangat cepat. "Haruskah aku percaya pada p*l*c*r kayak kamu? Tukang selingkuh dan menjual tubuhmu dengan banyak laki-laki!"

PLAAK.

Tamparan kuat melepaskan emosi yang sudah tersulut oleh ocehan mulut laki-laki tak tau diri di hadapannya itu. Dodi melotot dengan wajah terlihat tegang, keduanya terdiam menatap dengan wajah masing-masing dengan udara yang masih terasa panas. Tangan ini reflek ketika suara bisikan Dodi terdengar lembut namun menikam jantung beriringan dengan hembusan napas yang cepat di telinga Karina.

Karina dan Dodi diam sejenak, saling memandang dengan tatapan saling mengintimidasi. Lalu, perlahan-lahan tatapan perempuan itu teralihkan, kalah. Kepala itu menunduk lebih cepat. Memandangi telapak tangan yang masih terasa panas dan merah.

Lihat selengkapnya