Tolong, Sayangi Aku.

Kamalsyah Indra
Chapter #28

Ternyata Kau yang Selingkuh, Mas!

"Jadi, dia sudah berubah?" Aku penasaran cerita Karina di bagian perubahan sikap dan sifat Dodi. Sebab, itu terlalu mudah dan singkat. Karakter orang tidak bisa berubah secepat itu kecuali ada niat dari dirinya sendiri.

Karina mengangguk. Namun anehnya, tidak ada kegembiraan di wajah perempuan itu. Justru ekspresi itu menunjukan kesedihan. "Tapi kenapa elu keliatan gak senang Dodi berubah?" Aku benar-benar penasaran.

"Entahlah, Ndra. Aku masih ragu, aku pikir dia berubah hanya ingin menutupi kesalahannya," jawab Karina tak bersemangat.

"Maksudnya?"

"Dia memang berubah dalam sikap. Dari kasar menjadi lembut sama gue, dia juga perhatian banget. Tapi, gue merasa ada yang aneh. Lu tau kenapa?"

Aku menggeleng cepat.

"Dia jadi jarang pulang, alasannya sibuk. Apalagi setelah anak gue lahir, dia keseringan pergi keluar kota dari pada bersama di rumah. Gue jadi berpikir, apa dia berubah hanya untuk menutupi perselingkuhannya."

"Lu gak selidiki dia?" tanya aku. Rasanya aneh bila Karina terus berdiam bila memang ada gelagat selingkuh dari Dodi.

Karina menggeleng, "Gue gak tau harus mulai dari mana buat nyelidikinya!" kata Karina pasrah. Aku tidak pernah tau tentang dia, dulu saat dia masih satu kantor, dia tidak pernah cerita masalah apapun tentang rumah tangganya. Jauh lebih tertutup dibanding sekarang. Bahkan dia pernah pura-pura ceria menutupi semua beban hidup.

Aku berdehem. "Elu gak minta bantuan Wahyu?" tanyaku, dibarengi suara telepon yang terus menggema minta di angkat. Aku lihat layar ponsel, tertera nama istriku di sana. Helaan napasku sedikit keberatan untuk mengangkat. Ku abaikan dan dibiarkan berbunyi di atas meja.

Sekali lagi, ki lihat perempuan itu menggeleng.

"Kenapa?" Aku masih penasaran, sebab belum menemukan jawaban yang puas dari Karina.

"Dia gak pernah menghubungi gue lagi setelah kejadian itu. Seolah-olah dia menghilang untuk kedua kalinya," sesal Karina murung.

"Oiya, elu minum dulu. Biar gak kering tenggorokan elu itu," kataku mengalihkan pembicaraan. Aku gak mau melihat Karina sedih mengingat hal itu.

Karina menggeleng. Tidak haus katanya. Dia hanya sibuk memainkan jarinya di atas cangkir. Memutar-mutarkan jarinya di cangkir kopi yang aku pesankan. Aku tidak mau mengambil pusing, masih banyak hal yang lebih penting daripada itu.

Masalah Dodi yang berubah sikap dan perselingkuhan dan menghilangnya Wahyu. Padahal sepanjang cerita Karina, Wahyu laki-laki gigih dan baik yang ingin memperjuangkan cinta lamanya pada Karina. Tapi, kenapa dia mendadak menghilang.

"Kayaknya bakalan susah buat elu menyelidikinya!" ujarku.

Karina cuma berdehem.

"Oke ... lupakan itu. Lalu, apa kelanjutan ceritanya?" tanyaku tak sabaran sekaligus penasaran.

"Setelah lima tahun aku melahirkan. Saat itu Dodi baru saja pulang ...."

Aku mematikan panggilan telepon istriku setelah beberapa kali menelepon. Lalu mengetik sebuah pesan agar wanita yang kusayangi di rumah tenang menungguku.

"Ayah lagi nemuin klien, nanti ditelepon lagi, ya!" kataku dalam pesan.

"Jadi, apa yang terjadi selanjutnya?"

"Dia tetap tidak peduli padaku. Tapi anehnya, dia selalu mencariku saat aku tidak ada di rumah!" kata Karina, matanya menatap cairan coklat dalam cangkir yang masih penuh. Tidak pernah sekalipun dia menyeruput kopi itu. "Dia tidak pernah sekalipun mengantarku mengontrol kendungan saat aku hamil maupun terapi saraf kejepit. Tapi dia selalu marah kalau aku pergi kontrol terlalu lama. Pikirannya selalu curiga, emosinya terlalu meluap-luap hingga tuduhan demi tuduhan mengarah padaku dan menyiksaku," lanjut Karina.

Lihat selengkapnya