Tolong, Sayangi Aku.

Kamalsyah Indra
Chapter #29

Masih Saja Mengelak.

"Perempuan kotor, pelakor suami orang. Ternyata semua kebaikanmu itu cuma topeng agar bisa dekati suamiku?" bentak Karina emosi. Hendak menjenggut rambutnya, tetapi perempuan itu menahannya.

Kemudian, perempuan jalang itu, "Dasar cewek j*l*ng, berani-beraninya kamu menampar dan mau menjenggutku!" Berkata sambil menepis tangan Karina. Tangan Bertha mengangkat tinggi-tinggi, ingin membalas tamparan yang Karina lakukan padanya. Namun Dodi menahan tangan perempuan pelakor itu. Karina sedikit senang Dodi menahan tangan perempuan murahan itu. "MAS!" teriak perempuan itu tidak terima. "Kamu masih mau membela perempuan ini?" Tunjuknya ke arah perempuan yang sudah berhasil memberi anak satu pada Dodi.

"Terima kasih, Mas!" bisik Karina di batin, sangat senang. Seolah mendapatkan angin segar oleh pembelaan Dodi. Akan tetapi, pikiran Karina salah besar.

Dia salah besar sudah menganggap Dodi membelanya. Dia juga salah besar sudah merasa senang atas perempuan perebut suaminya itu. Apalagi senyuman mengejek itu penuh kemenangan itu hanya membuatnya salah paham, pembelaan Dodi itu hanya kamuflase yang tidak bisa membuat rasa gembira di hatinya itu tidak bertahan lama.

Tanpa banyak bicara, Dodi melepaskan tangan perempuan itu dan menghampiri Karina. Pikiran perempuan itu awalnya membayangkan Dodi akan menanyakan kabarnya atau apalah yang seolah dia hendak dirayu laki-laki itu.

Nyatanya, tangan itu diangkat tinggi-tinggi, beberapa menit kemudia melayang dan ....

PLAAAK.

PLAAAK.

Dia tidak menduga atau memikirkan hal ini, dua tamparan keras justru mendarat di pipi Karina sebagai pembalasan yang dia lakukan pada Bertha dari Dodi untuk perbuatannya tadi. Perempuan itu hanya mematung sambil memegang pipinya yang terasa perih, matanya memandang nanar Dodi. Sedangkan wanita pelakor itu sangat senang melihat Dodi lebih membelanya dibanding Karina, istrinya sendiri. Tersenyum penuh kemenangan di depan perempuan malang yang tidak pernah dianggap istri itu.

"Karina?" Wahyu yang melihat kejadian itu, bergegas turun dari mobil dan segera menghampir Karina. "Kamu tidak apa-apa, Kar?" tanya Wahyu dengan wajah kuatirnya. Lalu dia menatap garang ke Dodi. Perempuan itu tidak menjawab.

"Mas ... a-apa-apaan kamu?" Dia mengacuh laki-laki yang berusaha baik padanya. Bagi Karina, urusan itu tidak ada hubungannya dengan Wahyu, tetapi pada Dodi. Jadi, dia ingin berfokus pada Dodi yang berselingkuh.

"Kamu yang apa-apaan, Karina? Memangnya kamu sudah pantas menampar dia, huh?" bentaknya sambil mendorong bahu seperti musuh bebuyutan, tatapan itu juga membuat Karina sekarang percaya siapa Dodi sebenarnya. Laki-laki penuh tipu muslihat dengan sikap dan ucapan manis pada Karina.

Karina terdiam, di dasar hatinya yang paling dalam, ia merasakan sakit yang amat perih. Goresan panjang membuat dia menatap kian nanar pada Dodi, dan bodohnya dia sudah kesenangan Dodi akan membelanya di hadapan wanita pelakor tak tahu diri itu. Semua bayangannya cuma angan-angan belaka yang tidak pernah akan dia rasakan. Apalagi semenjak awal Dodi menjadi sangat membenci Karina.

"Kamu sadar, kamu itu siapa? Cuma p*l*c*r yang kotor! Jadi, tangan itu tidak pantas menampar Bertha!!" umpatnya kasar. Sekali lagi, dia dibuat sakit hati. Rasa itu sudah terlalu sering menggoreskan luka di hatinya, tapi rasa sakit itu sangat menyakitkan buat Karina. "Lihat, bahkan kamu jalan sama selingkuhanmu di depanku! Apa kamu pantas menyebut Bertha perempuan kotor, huh?"

"Aku gak pernah selingkuh dengan laki-laki manapun, Mas! Aku juga gak pernah bermesraan dengan laki-laki lain seperti kamu. Aku juga tidak pernah membohongi diri kamu dengan cara licik yang kamu lakukan padaku!" teriak Karina mengungkapkan semua yang tersimpan di hatinya. Dia sudah muak kini, kata-kata itu selalu berulang-ulang agar Karina merasa bersalah pada Dodi. "Sumpah demi Tuhan, Mas, aku gak pernah melakukan apapun dengan Wahyu sampai detik ini!"

"Sudah kubilang, gak usah bawa-bawa nama Tuhan atas perbuatan kotormu itu, Karina. Lihat sekarang, semua sudah lebih jelas, kamu selingkuh dariku, Karina," balas Dodi tidak mau kalah. "Seharusnya, kamu sebagai istri diam di rumah selagi aku tidak ada, bukan keluyuran bersama laki-laki lain, Karina!"

Lihat selengkapnya