Tomasz, pemburu kuda besi

Adi Windardi
Chapter #4

Bab 3_Baterai Motor.

(Siang hari, pada jam 2 setengah, cerah, Toko Miss Riboetz)

Tomasz dan Lidya memesan sebuah aki di Toko Miss Riboetz setelah mendorong dan jalan kaki selama itu, Tomasz tanya ke Lidya apakah aki dan tenaga utama motor menjadi satu? Lidya dengan wajah datar berkata bahwa memang aki dan tenaga sudah menjadi satu seperti motor khusus untuk anak kecil. Tomasz menjadi tambah depresi dan berharap bisa meninju Agusz karena membeli motor rongsok seperti ini!

“Brengsek! Bisa-bisanya kepikiran buat nyambungin aki ke sumber utama mesin begitu?”

“Salahkan saya? Salahkan penciptakulah yang mendesain diriku ini!”

“Panggillah dia! Aku mau baku hantam betumbuk-tumbuk dengan dia! pekerjaan yang bikin susah orang saja itu lebih hina dari pekerjaan melacurkan diri!”

Tomasz sudah siap-siap untuk memakai kostum beladirinya untuk adu jotos dan adu ilmu, namun ia menyadari bahwa tawarannya untuk berkelahi ditolak mentah-mentah oleh Dodi. Tomasz merasa hampa setelah dikacangi dia. Lidya pun menyarankan acara TV berlangganan khusus untuk dirinya, Tomasz berkata bahwa ia lebih menyukai kartun dewasa yang kasar ketimbang acara TV berisi romansa yang tidak bisa ia dapatkan. 

“Lidya, tolong! Aku ini jomblo! Ngapain kamu suguhi drama-dramaan? Lebih baik kamu suguhkan aku kartun khusus untuk orang dewasa saja!”

“Baiklah! Mungkin Tomasz suka kartun barat ini!” Lidya menyuguhkan acara kartun barat. Tomasz yang terbiasa dengan kartun Asia yang cakep-cakep malah kecewa dengan wajah buruk rupa si karakter.

“Ya ampun, mukanya jelek sekali!” Tomasz mengejek karakter tersebut dengan ekspresi masam seperti anak kecil dikasih lemon.

“Tolol! Malah mandang fisik!” Cela Lidya setelah Tomasz mencerca karakter jelek.

Tomasz menonton acara kartun khusus untuk orang dewasa, memang untuk 17 tahun ke atas karena mengandung kekerasan, bahasa kasar dan unsur s*ks bebas yang keterlaluan buat anak-anak 17 tahun ke bawah. Tomasz tidak bergeming melihat tontonan saru seperti ini karena ia yakin bocah-bocah SMP atau lebih mudah sudah disuguhi hiburan baku hantam dan bahasa penambah kosakata yang cocok untuk perkembangan otak mereka... ke bawah. 

Lidya menyindir Tomasz sambil berkata ke dia apakah dia cukup tua untuk mengendarai motor? Tomasz berhenti tepat ketika seorang karakter berubah menjadi manusia geprek setelah tertabrak truk dan bicara di depan Lidya bahwa usianya hampir menyentuh 30 tahun dan ia baru saja ditinggalkan ortunya di usia sekitar 10 tahun lebih muda jika seandainya matematikanya tidak meleset seperti arah cintanya ke seseorang. 

Lidya agak sedikit baperan oleh Tomasz karena ia bicara apa adanya namun di dalam hatinya masih ada perasaan yang tidak ingin ditinggalkan begitu saja, motor Kawasaki Ninja 250 cc miliknya. Tomasz melanjutkan tontonan film kartun saru tersebut sambil menunggu adegan yang ia nanti-nantikan. Merasa jijik, Lidya kemudian mematikan acara TV tersebut dan berkata ke Tomasz bahwa Tomasz berhenti menonton acara TV seperti ini lagi. 

Tomasz tersentak kaget dan mengingat kembali tujuan utamanya! Pinggiran matanya sudah menghitam dan matahari sudah mulai tenggelam. 

(Sore hari, jam 5, tengah jalan)

Tomasz dan Lidya kemudian berencana untuk pulang dan mendengar suara teriakan seorang gadis dari kejauhan. Tomasz ingin menyelamatkan gadis tersebut namun Lidya menyarankan untuk tidak melakukan hal seperti itu! Ia tidak peduli karena tangisan seorang korban adalah tangisannya ia juga. 

“Lidya, sarankan aku kalimat-kalimat terbaik dari tokoh Yunani Kuno!”

“Molon Labe (makna sebenarnya: datang dan ambillah)? Langkahi mayatku?”

“Kejam banget! Ada lagi?”

“Ini hasil yang saya dapatkan! Namanya Seneka, apa yang bisa aku kendalikan aku pegang!”

“Aku kurang yakin bila filsuf Yunani Kuno ngomong gitu! Ya udah aku pegang kata molon labe nya!”

“Baiknya kamu pake bahasa sanskrit kuno!”

“Aku gak bisa bahasa sanskrit, Lidya!”

Karena tidak ada kata yang bisa ia cari, akhirnya Tomasz memutuskan untuk memakai kata molon labe sebagai kata penyemangatnya. Ia tidak tahu siapa yang akan melawannya dan memutuskan untuk mencari tahu sumber suara yang akan ia cari nanti. Akhirnya ia tiba di lokasi yang ia cari, namun lokasi ini tidak bisa dijangkau Lidya sehingga ia pergi sebentar meninggalkannya sambil mengambil tongkat untuk berjaga-jaga, ia akhirnya menolong gadis itu dengan perlahan. Ia menjulurkan tali dan menolong gadis tersebut secara perlahan dan pasti! Ia membantu gadis tersebut dan berharap ia bisa menyelamatkannya dengan baik!

Tomasz: “Dek, tenang ada kakak di sini!”

Gadis: “Memangnya kakak siapa?”

Tomasz: “Saya Tomasz, kamu?”

Gadis: “Garnet!”

Tomasz: “Baiklah, kamu panjatlah tali ini!”

Garnet: “Ya, pak!”

Kemudian Tomasz bertanya ke gadis mungil ini mengenai alamat rumahnya dan berkata bahwa ia sempat keluar malam dan tidak mengindahkan perintah ibunya. Ia mau-mau saja mengikuti perintah sang anak untuk mencarikan alamat yang ia minta.

(Magrib, jam 6 rumah sang anak)

Suara azan magrib pun berbunyi, Garnet turun sendiri dan .

“Jadi ini rumahmu, dek?”

“Iya, paman! Paman gak salat?”

“Paman... Paman non muslim, Dek!” 

Lihat selengkapnya