(Dini hari, jam 2, Jalanan)
Lidya mencoba untuk mengaktifkan mode immobilizer agar ia tidak berjalan terlalu jauh, namun tampaknya si maling punya trik jitu agar mode immobilizer tidak terpicu dengan semestinya. Karena kesal, Lidya kemudian berusaha mengagetkan si maling dengan cara membuat suara besar dan membuat si maling sedikit kaget.
“Hai, pencuri yang menyamar sebagai Pitung! Bagaimana kabarmu?”
“Pitung? Namaku Sayu, bukan Pitung! Pitung kan kerjanya rame-rame!”
“Bahahah, kamu ini bisa saja kalau bercanda! Kamu tahu kalau menyetir buat anak dibawah umur dan curanmor itu melanggar hukum! Saya bisa saja mengirimimu laporan berlapis ke polisi!.
“Laporin aja, putang ina! Loe kira gue takut!”
“Hei, kamu belajar dari mana itu? Saru, ih!”
Tanpa berpikir panjang, Sayu menarik gasnya hingga kencang dan membuat panik Lidya karena risiko kecelakaan akan semakin meningkat, apa lagi ia disetiri oleh pengendara perempuan di bawah umur.
“Ngawur! Kamu lupa apa kalau wanita dan anak menyumbang angka 70 persen kecelakaan lalin di Kota Caligula Baru!”.
“Merde! Emangnya gue peduli sama urusan hidup sama mati! Robot tolol!”
(Pagi hari, jam 4, pinggir jalan)
Selama masih diculik, Lidya mengomentari cara berkendara Arsene Lupin cilik ini yang terkesan ugal-ugalan dan cara mengemudinya serampangan.
“Dek, kamu nyetirinnya yang bener dikitlah! Saya jadi pusing kalo kamu nyetirnya kayak orang tolol kayak gini!” Seru Lidya mengomentari cara mengemudi Arsene Lupin cilik bernama Sayu Andrzehoff. Merasa tersinggung, Sayu kemudian mengancam Lidya untuk membawakannya ke Bengkel Honda Resmi yang ada PKL baru belajar.
“Gue kirim loe ke bengkel yang ada PKL baru terus gue ganti oli loe pake minyak jelantah kalo loe ngebacot gaya mengemudi gue!”
Ini membuat Lidya panik dan menjadi people pleaser karena ia tahu bagaimana rasanya diperbaiki oleh montir magang.