KINAN dan Maya sama-sama terperangah, ketika yang muncul di hadapan mereka adalah Prima, bukan Toni. Sedangkan Prima, mematung sejenak karena dipandangi oleh dua gadis di hadapannya.
"Apa-apaan kalian?" tanyanya seraya melangkah masuk ke dalam aula.
Kinan menggaruk kepala, sementara Maya berusaha menahan diri agar tidak lepas kendali.
"Bukan apa-apa, Prim." Kinan berusaha menutupi apa yang barusan mereka bicarakan.
"Gitu." Kata yang keluar dari mulut Prima. Lelaki bertubuh tinggi dengan dua lesung pipi di wajahnya itu kemudian mengambil salah satu bola basket dan melemparkannya ke dalam ring.
Bunyi bola yang beradu dengan papan ring, setelah itu, terdengar pantulan bola di lantai. Prima berhasil memasukkan bola dalam keranjang dengan sangat mudah.
"Kok, belum pulang?" tanya Prima sambil memantul-mantulkan bola ke lantai.
"Janjian sama Toni," sambar Maya.
Kinan berusaha membekap mulut Maya agar dia tidak bicara sembarangan.
"Bukan itu, kok!" ucapnya.
"Jadi, aku 'kan, kena bola basket, terus dia nawarin diri untuk ngajarin. Cuma, nggak tau, nih, dari tadi belum dateng juga."
Bola basket berhenti Prima pantulkan. Dia menggenggam bola itu dengan sangat erat, menyalurkan semua emosi yang ada. Cemburu membakar hatinya, tapi dia tidak bisa menunjukkan perasaannya.
Prima menarik napas dalam-dalam, sebelum dia bicara lagi pada Kinan.
"Toni enggak bisa ke sini dalam waktu cepat, dia ada tugas dari Bu Aulia."
" Oh." Kinan kelihatan tidak semangat.
"Tuh, 'kan, udah gue duga, dia nggak dateng," rutuk Maya. "Yuk, ah, pulang aja!" Dia menarik tangan Kinan.
"Tapi .... " Kinan kelihatan berat untuk pergi.
"Gue bisa ajarin lo." Prima menawarkan diri.
Prima mau membantunya lagi? Tentu saja Kinan menolak. Dia sudah banyak merepotkan Prima.
"Jangan ... jangan, biar kita pulang aja."
Prima menarik sedikit sudut bibir. "Tangkap ini!" Dia mengoper bola sebatas dada pada Kinan.
Kinan menangkap bola dari Prima. Berhasil, meski agak terkejut tadi.
"Pertama, gue mau ajarin pasing dan catching," ujar Prima.
"Eeeh?" Alis Kinan berkerut.
"Lempar dan nangkep bola," Prima menjelaskan.
Ooh sangat panjang Kinan ucapkan ketika tahu itu artinya.
Prima menjelaskan sedikit teori pada Kinanti, soal teknik passing yang benar.
"Gue mau cari makan aja lah!" ujar Maya yang merasa bosan.
"Yaah." Kinan merengek.
"'Kan, mentornya Prima. Daripada bengong, mending gue cari makanan. Sana latihan!" Maya melenggang keluar dari aula. "Nanti gue ke sini lagi. Daaa!"
Prima melanjutkan sesi latihannya bersama Kinan.
"Mau lanjut, nggak?" tanya Prima.