Tonight You Belong To Me

R. Rusandhy
Chapter #12

BAB 11: NEW NORMAL - EPILOG

Minggu, 31 Maret 2024 - Sabtu, 6 April 2024 Jakarta & Tangerang Selatan

SCENE 1: PEMAKAMAN (Minggu, 31 Maret 2024) TPU Tanah Kusir, Pukul 10:00 WIB

Hujan turun rintik-rintik, tipikal cuaca Jakarta yang moody, seolah langit ikut berduka buat dosen favorit NBI. Tanah merah itu masih basah dan gembur, ditaburi kelopak mawar yang mulai layu kena air hujan.

Di depan nisan kayu bertuliskan RATIH PURWANTI, sekelompok orang berdiri mematung.

Derry berdiri paling depan, tangan kanannya dibalut perban tebal sampai sikut, digendong pake arm sling hitam. Di sebelahnya, Angela meluk lengan kiri Derry erat-erat, matanya sembap di balik kacamata hitam.

Benny berdiri di samping Nancy. Nggak ada lagi Benny yang pecicilan. Dia diem, nunduk, tangannya menggenggam tangan Nancy. Nancy, yang biasanya anti becek, hari ini pake flat shoes dan nggak protes sama sekali walau kakinya kotor tanah liat.

Pak Frans dan Romo Rafael berdiri sedikit di belakang.

"Dia pahlawan," bisik Pak Frans pelan, cuma bisa didenger Rafael. "Kalau dia nggak nahan rasa takutnya di detik-detik terakhir... kalau dia nyerah lebih awal... Angela mungkin nggak selamat."

"Tuhan punya cara yang misterius buat ngasih keberanian," jawab Rafael, nyentuh bekas luka sabetan di pipinya yang udah dijahit. "Dia sudah tenang. Nathaniel sudah tenang. Mereka semua sudah pulang."

Keluarga Bu Ratih nangis histeris di seberang liang lahat. Mereka taunya Bu Ratih meninggal karena kecelakaan listrik yang memicu gagal jantung. Cerita "resmi" yang disepakati sama polisi.

Derry maju selangkah, nabur bunga terakhir. "Bu," bisiknya. "Maafin kami telat. Kuliah Ibu selesai. Istirahat yang tenang."

SCENE 2: KAMPUS LIFE (Selasa, 2 April 2024) Kantin NBI, Pukul 12:00 WIB

Kehidupan kampus berjalan lagi. Mahasiswa ketawa-ketiwi, ngeluh soal tugas, ngomongin skincare. Kematian Andrea dan Bu Ratih mulai jadi memori kolektif yang memudar, diganti sama gosip baru dan tren baru.

Tapi di meja pojok kantin, "The Survivors" punya dunianya sendiri.

Benny nyuapin bakso ke mulutnya, tapi makannya pelan. Nggak rakus kayak dulu. "Enak?" tanya Nancy, ngelap sudut bibir Benny pake tisu.

"Lumayan. Tapi masih enakan masakan lo, Nans," gombal Benny tipis.

"Halah, masakan gue cuma mie instan," dengus Nancy, tapi pipinya merah. Dia ngelirik Derry. "Tangan lo gimana kata dokter, Der?"

Derry ngeliat perban di tangannya. "Sarafnya ada yang putus. Mungkin gue nggak bakal bisa main gitar lagi. Atau ngetik cepet. Tapi... jarinya masih lengkap. Masih bisa dipake buat genggam tangan orang."

Derry ngelirik Angela yang lagi nyeruput es teh. Angela senyum, senyum yang tulus meski ada bayang-bayang trauma di matanya.

"Gue udah hapus TikTok," kata Angela tiba-tiba. "Instagram juga. Gue pake HP Nokia pisang sekarang. Cuma buat telepon sama SMS."

"Bagus," kata Pak Frans yang baru dateng gabung, bawa laptop tebalnya. "Detoks digital. Itu pertahanan terbaik."

"Pak Frans masih tracking?" tanya Derry.

Pak Frans ngebuka laptopnya. "Kebiasaan lama susah ilang."

Lihat selengkapnya