Too Late

Marwah Wafa' Azzahra Choirunnisa
Chapter #3

TL ~ 2 | Rutinitas Lain dan Perkenalan.

Selain menjadi tutor bagi adik-adik kelasnya, Alwan juga dipercayai untuk menjadi pelatih di tim basket sekolahnya. Jadi, alasan mengapa Alwan sering pulang terlambat ada dua, 1) Alwan menjadi tutor, dan 2) Alwan menjadi pelatih basket. Kegiatan ini sudah Alwan jalani sejak kelas dua belas awal, mengingat bahwa siswa kelas mereka memang sudah tidak memiliki izin untuk mengikuti ekskul. Tapi, sepertinya pembina ekskul basket di SGJIS sangat sayang pada Alwan, sehingga beliau masih memberikan kesempatan pada Alwan untuk tetap ikut ekskul tersebut dengan cara menjadikannya sebagai pelatih untuk siswa kelas sepuluh dan sebelas.

Sebenarnya bukan hanya Alwan saja yang dipercayai untuk menjadi pelatih, tapi, Abby—teman sebangku Alwan yang sekaligus menjabat sebagai teman dekatnya, juga dipercayai oleh pembina ekskul futsal untuk menjadi pelatih untuk anak-anak didiknya. Berhubung waktu pelaksanaan kegiatan ekskul basket dan futsal diadakan secara bersamaan, jadi Alwan sering pulang bersama Abby. Tidak, bukannya Alwan dibonceng Abby atau sebaliknya, tapi mereka hanya pulang di waktu yang bersamaan.

Latihan kali ini berjalan lancar, seperti biasanya. Semakin hari anak-anak didik Alwan semakin mahir dalam memainkan bola basket. Alwan tidak mau besar kepala, mereka mahir bukan hanya karena didikan darinya, tapi karena pada dasarnya mereka memang sudah memiliki bakat.

Ervan, sang kapten basket yang sekaligus menjabat sebagai ketua ekskul basket periode 2016-2017, menutup latihan hari ini dengan memimpin doa. Setelah berdoa, mereka—Alwan dan anggota basket lainnya—merapat dan membentuk sebuah lingkaran untuk melakukan toast.

Latihan pun selesai, dan para anggota ekskul basket yang lainnya segera pulang–yang sepertinya–ke rumah mereka masing-masing setelah sebelumnya berpamitan dan melakukan pelukan ala cowok dengan Alwan. Seperti biasanya, Alwan selalu melakukan evaluasi dengan Ervan mengenai latihan yang baru saja berlangsung.

Ervan menyodorkan sebotol air mineral pada Alwan dan duduk di sebelah pelatihnya itu. Alwan menerimanya dan mengucapkan terima kasih pada Ervan. Perbincangan mengalir di antara mereka. Ervan adalah tipikal orang yang easy going, dan Alwan merasa selalu nyambung kalau membicarakan soal basket dengan cowok itu. Mereka memiliki banyak kesamaan, di antaranya, 1) mereka sama-sama sangat suka bermain basket, 2) mereka sama-sama fans berat Michael Jordan, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin untuk disebutkan satu-satu.

"Bang," panggil Ervan, Alwan menoleh sambil mengelap keringat yang berjatuhan dari keningnya. "Gimana keadaan Saphora?"

Alwan terkekeh sebelum menjawab, "lo nanya begitu seakan-akan udah lama nggak ketemu dia. Dia baik." Jawabnya santai.

Saphora adalah adik bungsu Alwan yang saat ini duduk di kelas sembilan. Jika kalian bertanya-tanya bagaimana bisa Saphora kenal dengan Ervan yang notabenw adalah siswa kelas sebelas, jawabannya adalah, karena sekolah Alwan dan Saphora berada dalam satu lingkungan. Mungkin bisa dibilang berada di bawah naungan yayasan yang sama, dan gedung sekolahnya berhadapan dengan gedung sekolah Alwan.

Alwan tidak tahu pasti bagaimana kronologi awal pertemanan antara Saphora dan Ervan, namun sejauh yang dia tahu, mereka cukup dekat. Saphora tidak hanya dekat dengan Ervan, tetapi juga dengan Abby. Dekatnya antara Saphora dan Abby sedikit Alwan curigai karena sejauh yang dia lihat, sepertinya Saphora memiliki perasaan untuk Abby. Dan kecurigaan itu terbukti ketika dua bulan yang lalu Saphora menangis ketika mengetahui Abby memiliki pacar. Waktu itu rasanya Alwan ingin menghajar Abby tepat di wajah, namun Alwan mengurungkan niatnya karena Saphora menahannya dan dia juga tidak tega untuk melakukan itu pada sahabatnya sendiri.

Awalnya Alwan juga sedikit curiga dengan Ervan, dan Alwan berasumsi bahwa Ervan memiliki perasaan untuk Saphora. Bagaimana bisa Alwan tidak mengira begitu, kalau Ervan tidak pernah melakukan hal-hal manis pada Saphora? Alwan pernah beberapa kali menangkap Saphora membawa boneka ketika habis pergi bersama Ervan. Kecurigaan Alwan meningkat ketika pernah sekali dirinya menangkap Ervan tengah memperhatikan Saphora ketika adik bungsunya sedang latihan menari sambil tersenyum.

"Gimana soal perasaan lo ke Saphora?" Tanya Alwan yang berhasil memecahkan keheningan di antara mereka.

Lihat selengkapnya