Di bawah langit yang masih menumpahkan air matanya, Ayas mengendarai mobil sport putih dengan kecepatan tinggi hingga ketika di pertengahan jalan sepi ia dijegat oleh sebuah mobil. Pemuda tampan itu segera membanting stirnya dan hampir saja menabrak 6 orang yang berdiri membawa kayu dan pemukul baseball di depan mobil yang melintang itu.
Ayas kemudian turun dan terlihat beberapa di antara mereka membuka selembar foto lalu membandingkan dengan dirinya, ia juga mendengar beberapa percakapan dengan menggunakan Bahasa asing.
“Sepertinya dia!”
“Kau yakin?, yang difoto lebih rapi, dia sangat kacau dan basah” salah seorang temannya menggeplak “Bodoh! Itu karena hujan dan sepertinya ia baru saja berkelahi”
Ayas mengerutkan keningnya, bukan bingung karena bahasanya melainkan isi percakapannya. Ia adalah siswa terpintar di Borjura High Schooll oleh sebab itu Bahasa Jepang sudah pasti dikuasainya. Hanya saja ada kejanggalan dari orang-orang di depannya itu. Perlahan pemuda itu mendekati hendak bertanya tetapi tiba-tiba saja salah satu di antara mereka berteriak.
“Persetan dengan benar atau tidak, yang pasti dia melewati jalan ini jadi dia target kita” orang-orang itu kemudian mengangkat senjatanya dan menyerang Ayas. Dengan sigap pemuda itu menghindar, menangkis dan memukul 3 di antara mereka hingga tergeletak di aspal, ketika Ayas akan memasuki mobil seseorang yang masih berdiri menarik almetnya sedangkan dua orang lagi berdiri di belakang pria itu hendak menyerang juga. Tak menyia-nyiakan kesempatan si tuan muda menendang orang yang menariknya dengan penuh tenaga membuat pria jepang itu terjungkal ke selokan bersama dua orang di belakangnya. Ia pun segera pergi dari tempat itu dengan memutar jalan.
*****
“Sial! Siapa sih yang menyuruh mereka? Musuh ayah yang mana dan sedendam apa sampai menyewa orang-orang bar-bar itu?. Aku harus segera pulang dan mencari tahu dari kak Ginding!” Ayas memacu lebih cepat kendaraannya.