“Hai…” salah satu anak kelas 1-4 yang nggak pernah dia kenal menyapa.
“Hai…” Torrie membalas.
Sekarang Torrie harus benar-benar terbiasa menyapa dan tersenyum pada setiap orang yang menyapanya, ternyata jadi orang yang terkenal itu susah juga. Dulu jarang banget ada yang nyapa dia, cuma Niken doang. Emang sih bukan berarti Torrie nggak punya temen, hanya saja sekarang makin nambah aja temennya. Seneng sih punya banyak temen, tapi kadang Torrie pengen seperti dulu. Aneh, bukannya hal ini yang selama ini Torrie inginkan, seperti anak pada umumnya punya temen yang banyak dianggap sama seperti mereka, nggak kayak dulu menjalani kehidupan yang monoton dan kesepian, bahkan kadang ada yang sebel karena menganggap Torrie terlalu dimanjain sama sekolah, ini itu dilanggar dibolehin. Mereka terlalu membesar-besarkan padahal Torrie cuma sering nggak masuk sekolah.
Torrie berjalan menuju perpustakaan karena disuruh Pak Leo ambil Koran hari ini, Torrie melewati lorong kelas 2 IPA 2. Dari ruang kelas itu tiba-tiba ada cowok yang keluar dari sana, ternyata Auggie. Torrie melihatnya, tapi Auggie seperti pura-pura nggak lihat. Lalu bahu mereka saling bertabrakan, cukup keras sampai Torrie memegang bahunya dan membalikkan badannya.
“Woi! Mau lo apa sih?...” Torrie setengah teriak, tapi si Auggie tetep aja melenggang tanpa merasa bersalah dan seperti nggak denger apa-apa.
“Dasar Budek!” Torrie kesal, ia menyesal mengira Auggie orang baik karena sudah menolongnya kemarin, ternyata…
* * *
“Kenapa sih lo? Tampangnya bete banget!” Niken ngeliatin muka Torrie yang manyun dan ngedumel mulu dari tadi.
“Tau nih! Gue lagi males banget. Yuk ke mana gitu kek!” Torrie narik tangan Niken. Niken udah nggak bisa ngomong kalo Torrie lagi kesel. Dia ngikutin Torrie keluar dari ruang kelas mereka,1-5.
“Duh, kenapa dia lagi sih!” Torrie menggerutu karena di kantin ada cowok yang bikin dia kesel seharian. “Rie, lo tadi ngomong apa?” Niken agak nggak konek, tadi Torrie ngomong apa.
“E…Ehm…Kok kita bisa di sini ya, Nik. Gimana kalo kita ke kelas aja, khan istirahatnya mo abis.” Torrie ngajak Niken balik. Tapi Niken narik tangannya Torrie, “Lo, tuh aneh banget ya? Bukannya elo yang bawa gue ke sini tapi sekarang elo malah kayak orang linglung gitu. Sebenernya elo itu kenapa sih?”
Belum sempat Torrie menjawab sudah ada yang teriak manggil namanya.
“VICTORIA ANNETA!”
Torrie langsung menoleh dan mencari asal suara, ternyata cowok itu lagi. Sial! Berani-beraninya dia manggil nama lengkap Torrie. Nggak ada seorang pun yang pernah memanggil nama lengkapnya seperti sekarang ini, selain kalau sedang diabsen. Mengingatkannya kalau di tegur maminya.
“Nik, kita balik aja deh!”
“Lho, yang manggil nama lo itu khan Auggie. Tuh kan dia ngajak kita gabung di mejanya. Ke sana, yuk! Istirahat masih lama.” Niken udah jalan dengan pedenya jalan menuju Auggie sambil narik lengannya Torrie. Torrie merasa seperti kambing yang ditarik untuk kurban.
“Hai Vic,…Nama lo Victoria Anneta, khan?” Auggie bertanya dengan polos.
Torrie hanya mengangguk dengan malas, ini cowok bener-bener kayak bunglon bisa berubah-ubah kulitnya. Dan satu lagi yang bikin kesel, nama panjangnya disebut lagi dan dia memanggilnya Vic, huh kayak anggota F4.
“Iya, Kak. Bener namanya Victoria Anneta! Kalo gue Niken, yang nunjukin ruang UKS waktu itu.” Niken ngajak Auggie salaman dan ternyata dengan ramahnya ini cowok bilang kalo dia masih inget dan mempersilahkan Niken dan Torrie duduk. Ternyata Niken mulai sekongkol ama Auggie mengenai namanya itu, padahal Niken tahu Torrie bakal kesel kalo nama panjangnya disebut. Bertambah dongkollah Torrie.
“Tolong, ya! Nama gue emang Victoria Anneta tapi elo cukup manggil gue Torrie.” Niken dan Auggie agak kaget Torrie ngomong gitu, karena sejak tadi dia diem.
“OK! Kalian juga nggak usah manggil gue Kak, khan kita cuman beda setaun doang. Lo pada mau makan apa? Gue traktir deh!” Auggie mulai memecahkan suasana dengan tawarannya.
“Makasih deh Kak, eh Auggie. Gue udah makan tadi istirahat pertama, kalo Torrie nggak boleh makan sembarangan di kantin soalnya dia itu sak…Adaow!” Niken mengaduh kesakitan karena kakinya diinjak Torrie.