Torrie & the Prince

Bexsia
Chapter #8

BAB 7

Seharian Torrie berusaha menghubungi Niken, tapi Niken selalu menghindar, yang tidurlah, pergilah. Pokoknya selalu ada alasan untuk menolak telepon dari Torrie. Bahkan waktu Torrie kirim SMS, pending mulu.

Yang ada malah SMS iseng itu terus yang masuk, manalagi misscall-misscall. Bikin berisik aja. Torrie paling nggak suka ada orang iseng gitu, apalagi biasanya dia miscall tengah malem atau enggak subuh-subuh. Torrie merasa nggak tenteram aja seharian ini. Torrie menamakannya BRIZIX dalam phone booknya.

Papi tahu Torrie pasti lagi bete lagi, papi masih heran, masalah kecil saja udah bikin Torrie uring-uringan. Tapi papi nggak mau nanya langsung, biasanya kalau papi nanyain Torrie kenapa, pasti Torrie menjawab ‘nggak papa’. Papi tahu banget sifatnya Torrie yang menganggap segala masalah bisa dia selesaikan sendiri.

“Rie, mau ikut Papi nggak?” Papi duduk di ranjang Torrie.

Torrie hanya melirik lalu kembali membaca komik. “Mau ke mana, Pi? Malem-malem gini?”

“Mau ikut dulu nggak? Kalo nggak mau juga Papi nggak maksa.” Papi mengambil komik Torrie, dia biasanya kesal kalau Torrie tidak mengacuhkannya jika sedang bicara.

“Ah, Papi sok misterius deh, Torrie males ah.”

“Gitu aja ngambek! Papi mau ke bioskop, dah…” Papi mengembalikan komik Torrie lalu beranjak keluar dari kamarnya Torrie.

“Pi, nonton?!” Torrie jadi semangat, udah lama banget dia nggak nonton di bioskop. “Kalo nonton, Torrie pengen ikut. Ya? Ya? Pleasee!” Torrie memelas.

“Tunggu apa lagi, kita pergi sekarang. Mami udah Papi ajak, tapi seperti biasa dia nolak.”

Mami selalu nolak nonton di malam hari, alasannya tidak enak badan padahal selain itu, ini adalah bentuk protesnya, mami tidak pernah setuju Torrie keluar malam hari karena kondisinya. Tapi papi terkadang bisa membaca pikiran Torrie, prinsip papi asal Torrie bahagia pasti Torrie sehat.

Yah sesekali Torrie merasakan kebebasan karena papi yang memberikan jalan. Tapi yang membuat Torrie kesal adalah mami selalu benar, seringnya di tengah kelonggaran yang diberikan papi justru asma Torrie kambuh.

Yang jelas hari ini Torrie sangat bersyukur mami nggak ikut, bisa-bisa suasana yang enak jadi nggak enak lagi gara-gara mami. Bukan karena Torrie benci sama mami, hanya saja ia masih kesal akan kejadian kemarin. Dan Torrie benar-benar butuh hiburan.

* * *

Pagi-pagi, si BRIZIX udah SMS, Torrie jadi terbiasa bangun gara-gara dia ini.

“MORNING!!!HARI INI GUE ANTERIN LOH! JANGAN TELAT^_^”

Nggak penting banget sih, tapi penasaran juga. Siapa ya?

Saat sarapan pagi…

“Rie, papi udah berangkat pagi-pagi buta, ada meeting pagi. Mami juga lagi nggak bisa nganterin kamu, Mami pusing banget kayaknya masuk angin.”

“Mami masih sakit? Jadi Torrie naik taksi donk, atau bus?” Torrie seneng banget bisa naik kendaraan umum. Bukan maksud Torrie tega melihat mamanya sakit tapi ini kesempatan emas yang amat sangat jarang bisa terjadi.

“Mami sakit kok kamu malah seneng. Tadi mami minta tolong anaknya Tante Beth nganterin kamu.”

“Uhuk…uhuk…” Torrie tersedak mendengarnya. “Anaknya Tante Beth, yang tinggal di depan rumah kita itu? Bukannya dia tinggal di Jogja?”

“Iya Tante Beth yang itu. Anaknya pindah sekolah di Jakarta.” Mami menyodorkan segelas air pada Torrie.

Instingnya ternyata benar, orang yang ditunggu selama ini sudah kembali.

Torrie seneng banget sebentar lagi ia akan pergi dengan…Pangerannya. Wow mimpi apa semalem? Yang jelas film yang Torrie nonton semalem itu romantis banget, mungkin sebentar lagi ia akan melakukan adegan-adegan romantis yang ada di sana. Tapi fantasi Torrie tiba-tiba buyar, ia heran kok maminya tumben mempercayakan anaknya dianterin sama orang yang baru dikenal? Jangan-jangan si BRIZIX itu dia lagi?

“Mi, kok Mami tumben nyuruh orang yang Mami baru kenal untuk nganterin Torrie?”

“Sayang, dia itu bukan asing, dia itu anaknya Tante Beth. Dari ceritanya Tante Beth semalam, dia itu anak yang baik kok, jadi mami percaya aja. Lagipula dia itu khan masuk di sekolah kamu!”

Hah di sekolah gue?! Anak baru donk! Torrie mulai mengingat-ingat siapa lagi anak baru di sekolahnya. Ia sangat penasaran mungkin banyak sekali info yang tertinggal selama seminggu dia tidak masuk sekolah kemarin.

Tin! Tin! Suara klakson motor…

“Nah, itu dia Rie. Cepetan kamu siap-siap gih!”

Lihat selengkapnya