Torrie & the Prince

Bexsia
Chapter #18

BAB 17

Bye, Torrie!” Lara melambaikan tangannya.

Thanks ya, Ra. Udah dianterin sampai sekolah.”

“Khan sekalian jalan-jalan.” Lara tersenyum tapi Torrie melotot. “Tenang, aku langsung balik ke rumah kok. Chao dulu yah! Bye! Bye!” Lara melajukan mobil mami.

Baru berjalan sekitar 10 meter, Torrie baru teringat dengan bekalnya, yang tertinggal di jok mobil belakang. Torrie membalikkan badannya, hendak memanggil Lara untuk memutar ke sekolah lagi. Ia melihat Lara berhenti di depan sekolah tapi ia sedang mengobrol dengan serius dengan seorang cowok yang berdiri di sebelah mobil mami.

Torrie menduga-duga, siapa cowok itu. Awalnya, Torrie sulit mengenali sosok cowok itu, karena tertutup oleh teman-temannya yang lewat. Setelah ia dapat melihat dengan jelas siapa cowok itu, ternyata dugaannya tepat. Itu Uggie… Mereka sepertinya sangat serius bicara.

Dada Torrie terasa semakin lama semakin sesak. Penyakitnya sungguh-sungguh nggak pernah kompromi. Selalu datang di saat yang tidak tepat. Seperti sekarang ini, untuk berjalan saja ia sangat kesulitan karena terengah-engah.

Sesampainya di kelas, Torrie sudah tidak kuat. Tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya, ia merogoh-rogoh isi tasnya, namun benda yang dicarinya tidak ditemukannya. Ia sangat tidak sabar, dengan cepat ia membongkar semua isi tasnya di lantai. Ternyata obatnya bergulir ke pintu kelas. Sewaktu Torrie ingin menangkapnya, ternyata benda itu sudah diambil oleh…Auggie.

“Kembalikan!”

Auggie memberikan obat itu kepada Torrie sambil memandang Torrie penuh prihatin, kelihatannya ia masih nggak percaya Torrie bisa menderita seperti itu selama ini.

Torrie langsung menekan tombol obatnya, dan langsung menghirupnya. Lagi-lagi Auggie memandangnya dengan pandangan aneh yang Torrie tidak bisa artikan.

“Gue mau ngomong.”

“Nggak bisa!” Torrie berusaha seketus mungkin dengan nafas yang berusaha ia curi setiap serangan itu datang. Dirinya merasa sangat hina karena di saat rentannya dilihat Auggie seperti ini.

“Tapi cuman bentar kok. Ayolah, Rie.” Auggie memohon dengan amat sangat, hal yang belum pernah ia lakukan. Bahkan ia dapat memanggil nama belakang Torrie.

“Gue mau ngerjain tugas nih. Entar aja kalo mau ngomong. Mendingan elo pergi dulu.

Tadinya Torrie hampir luluh dengan permohonan Auggie, namun karena pandangan Auggie yang aneh itu mengingatkan Torrie bahwa ia nggak akan bisa bersama dengan orang yang anti dengan orang semacam Torrie.

Seharian Torrie tidak bisa konsentrasi mengikuti pelajaran. Otaknya serasa tumpul saja. Bahkan Niken yang tadinya selalu berusaha memancingnya untuk bercerita tentang kejadian yang belum ia ketahui, jadi ikut terdiam. Rasanya, belum memulai pelajaran saja otak Torrie sudah lelah.

Seharian pula, Auggie menagih janji Torrie untuk bicara. Auggie berubah menjadi Auggie yang Torrie nggak kenal. Dia selalu mohon pada Torrie, hal yang sama sekali pantang untuk orang seperti Auggie.

Torrie selalu menghindar, bahkan lebih ekstrimnya ia bersembunyi di toilet cewek, satu-satunya tempat yang nggak bisa dimasuki seenaknya oleh Auggie. Walaupun Auggie dulu pernah masuk sini, tapi Auggie yang sekarang khan alim, Torrie yakin Auggie yang sekarang nggak berani memasuki daerah kekuasaan cewek itu.

Tuh khan, dari dulu Uggie itu emang aneh. Selalu berubah…

 

* * *

Torrie juga mematikan suara ponselnya, supaya tidak mengganggunya. Auggie masih gigih berusaha untuk bicara dengannya. Berbagai SMS telah dikirim. Tapi…tak satupun yang mengungkapkan kenapa dia nggak mau jenguk Torrie kemarin, atau bicara tentang apa yang akan diomongin nanti kalau ketemu. Torrie jadi semakin malas saja, rasanya ia sangat terganggu dengan semua ini.

SMS terakhir yang Torrie baca, “KSH GW KSMPTN TUK NGOMONG SM LW. PLIS, GW TUNGGU LW DI DPN RMH.”

Maunya apa sih, ni anak? Petir udahh nyamber-nyamber dari tadi, pasti entar lagi hujan. Dia pasti juga kapok nungguin gue di bawah.

Torrie betul-betul lelah, akhirnya ia tertidur. Dan hujan yang deras pun turun.

Torrie terbangun oleh getaran ponsel yang tepat berada di sebelah kepalanya. Ternyata Auggie berusaha menghubunginya.

Oke! Oke! Apa salahnya bicara dengannya, toh mungkin dengan bicara, semua masalahnya jadi clear. Jujur aja gue penasaran juga dia mo ngomong apa.

Lihat selengkapnya