Di tengah malam, Auggie terbangun karena panggilan alam.
Sudah jam berapa ini, kok nggak ada yang bangunin gue? Apa mereka belum balik ya? Auggie melihat jam tangannya.
Auggie menguap dan hendak beranjak ke kamar mandi, tapi ia melihat ada sesuatu yang nggak beres di kamar itu…
Ranjang itu?!...Ranjang itu kosong!!!! Ranjang yang seharusnya ada Torrie!! Ke mana perginya Torrie? Kok dia nggak ada?
Pertama kali hal yang dipikirkan Auggie adalah kamar mandi. Ia cepat-cepat mengecek kamar mandi, tapi ternyata nggak ada Torrie. Pikirannya mulai kacau, di mana Torrie berada. Auggie bingung, dan mencubit-cubit tangannya untuk memastikan ini bukan mimpi.
Auggie mengacak-acak rambutnya, dan berusaha untuk lebih tenang. Tapi apa yang dilihatnya justru semakin membuatnya semakin nggak tenang, infusnya Torrie tetap ada, itu berarti Torrie kabur.
Auggie lari keluar kamar menuju ke tempat jaga suster, ia bertanya apa melihat Torrie. Para suster juga panik karena tak seorangpun dari mereka yang melihat Torrie, mereka kehilangan pasien mereka. Pihak rumah sakit mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari Torrie. Auggie kembali ke kamar, siapa tahu Torrie hanya keluar sebentar lalu kembali. Tapi ternyata sia-sia, Torrie tetap tidak ada.
Auggie baru ingat tadi ia meletakkan kertas yang ditulisnya di meja depan sofa tempat dia tidur. Dan sekarang kertas itu hilang. Jangan-jangan Torrie kabur karena membaca isi kertas itu. Tapi apa alasan Torrie untuk kabur, bila Torrie telah membaca surat itu, ia harusnya segera mempercayai Auggie lagi. Bukan sebaliknya, kabur seperti ini.
Auggie akhirnya ikut mencari Torrie di setiap sudut rumah sakit. Tapi pihak rumah sakit menyatakan, Torrie tidak ada di rumah sakit. Karena semua daerah rumah sakit sudah diperiksa, Torrie tidak ditemukan di mana pun.
Papi mami Torrie datang bersama Lara. Mereka datang dengan terkejut karena baru tahu kejadian ini. Pihak rumah sakit untuk sementara tidak mengijinkan Auggie untuk menghubungi siapapun untuk memberitahu hilangnya Torrie, sebelum Torrie benar-benar dinyatakan hilang.
“Om…Tante…maafin Auggie, saya nggak bisa menjaga Torrie sampai-sampai Torrie kabur seperti ini. Tadi saya tertidur di sofa. Begitu bangun, Torrienya udah nggak ada.”
Lara berusaha menenangkan mami Torrie yang menangis merasa bersalah meninggalkan Torrie tadi.
“Sudahlah kami nggak nyalahin kamu kok!” Papi Torrie menepuk-nepuk punggung Auggie. “Torrie memang nggak bisa ditebak kemauannya akhir-akhir ini, mungkin dia lagi dalam masa-masa pencarian jati dirinya. Jadi dia agak bingung dan jadinya terlalu sensitif perasaannya.”
“Tapi Om, tetap aja saya masih merasa bersalah.” Auggie menunduk karena merasa kesal pada dirinya.
“Gimana keadaan Torrie, Pi. Dia khan masih sakit, dia juga ke mana dia khan nggak bawa uang. Ini masih malam lagi…dia pasti kedinginan.” Mami Torrie terisak.
Papi mendekati mami dan duduk di sebelah mami. “Tenang, Mi. Kita berdoa aja supaya Torrie dalam keadaan baik-baik aja.”
Auggie mendengar Maminya Torrie berkata seperti itu, membuatnya semakin takut. Karena ia membayangkan Torrie yang sulit bernafas, kedinginan dan berjalan kaki dengan terseok-seok karena nggak punya uang…
Tunggu! Mengingat kata uang, ia jadi ingat tadi di kursi sebelah tempat tidur Torrie, Auggie meletakkan jaket kulitnya yang berisi dompetnya. Ia memeriksa ke kamar, dan benar dugaannya…jaket beserta dompetnya juga hilang.
“Kenapa, Luke? Kamu nyari apa?” Lara menghampiri Auggie.
“Tante, Torrie mungkin pergi ke tempat yang aman, karena dia membawa jaket berisi dompet saya.” Auggie meyakinkan.
* * *
Auggie mencari bersama papi Torrie, mereka berpencar. Papi pergi ke rumah, hasilnya nihil. Auggie pergi ke rumah Niken, dan Niken sangat terkejut karena belum sempat jenguk, eh Torrie udah kabur. Biasanya juga Torrie nggak pernah kekanak-kanakan seperti ini pakai acara menghilang segala.
Niken menghubungi Simon, dan Simon juga bersedia membantu mereka mencari Torrie. Tapi masalahnya adalah, mereka harus mencari Torrie di mana…
Maminya Torrie dan Lara ikut papi pulang, Lara harus menyiapkan barangnya karena ia harus pergi dengan penerbangan jam setengah 6 pagi.
Auggie menyusuri setiap jalan kota Jakarta bersama Giliant. Mobil ini selalu siap meluncur bersamanya, bahkan di saat genting seperti ini.
Oh Tuhan, ke mana dia pergi…Torrie elo di mana? Kenapa elo mesti kabur? Elo khan udah baca semua perasaan gue, gue bilang jangan jauhin gue. Sekarang elo malah bener-bener jauhin gue. Sebenci itukah elo sama gue? Salah gue apa, Rie?