Towards a flow

Ayu Meillyng
Chapter #1

Prolog

Sebuah perjalanan teramat panjang akhirnya terlewati, tanpa disadari akhirnya saya masih berdiri tegak dan berjalan di muka bumi ini dalam keadaan baik, menghirup udara bebas, tuhan menyelamatkan saya dari cengkraman yang hampir merenggut masa depan saya. Begitu banyak orang yang menjadi saksi atas kegagalan yang dialami, sebelum itu terjadi, tak pernah terlintas didalam fikiran ini jika akan merasakan sebuah kepahitan, kekecewaan, dan kehancuran yang begitu besar pada kehidupan saya.

Sebelum semuanya terjadi, saya cukup optimis dengan semua usaha yang dibangun dengan susah payah, apa yang telah dirintis dengan penuh kerja keras, sampai terkadang diri ini lupa akan keadaan diri sendiri, lupa makan, kadang tidur di larut malam, hanya fokus pada kesibukan yang di jalani pada saat itu. Demi mengejar sebuah harapan dan sebuah mimpi. Namun tak bisa dipungkiri, sungguh semua itu sempat kurasakan hasilnya, dalam kurun waktu yang cukup panjang. Saya bersyukur masih sempat membagikan kebahagiaan kepada keluarga, sahabat, rekan-rekan di kampus, dan aku juga masih sempat mengajak orang-orang disekitar untuk menjelajahi dunia Saya senang jika melihat oranglain bahagia. Demi apapun rela melukiskan senyuman diwajah orang-orang yang berada disekitar, karena dengan itu, hati merasa bahwa jika membahagiakan orang lain, itulah peran manusia yang seutuhnya. Karena sebaik-baik manusia adalah bermanfaat bagi orang lain. 

Selama kurang lebih 9 tahun merintis dan memulai usaha kecil diberbagai bidang. Semata-mata untuk membuat sebuah inovasi baru akan jiwa yang sudah melekat didalam diri ini sejak kecil. Saya sangat memimpikan sosok yang bisa menjadi motivator untuk orang lain dan juga memimpikan sosok yang bisa menjadi panutan orang lain, dan saya sangat memimpikan untuk menjadi seseorang yang mampu menciptakan peluang dan manfaat bagi oranglain. saya amat menyukai dunia entreprenuer/wirausaha. Meskipun pada masany, saya pernah merasakan masa-masa indah dan kejayaan atas hasil dari semua kerja keras. Melalui hasilnya, bisa memenuhi semua kebutuhan sendiri tanpa kekurangan apapun, bisa membeli apapun yang di inginkan, bisa berbagi kepada banyak orang. Begitu banyak orang yang membanjiri kesuksesan dengan berbagai pujian, dukungan, kebanggaan, bahkan beberapa kali diundang untuk menjadi motivator dalam seminar, dan senang bisa berbagi banyak kesempatan besar kepada para audience di sebuah seminar motivasi yang saya hadiri.

Sungguh betul-betul kenangan yang sangat indah dan tak terlupakan. Rasanya sulit untuk dilupakan. Namun semua itu terasa cepat berlalu, bagai angin lalu saja, andai waktu bisa diulang, mungkin aku akan perbaiki semuanya. Akan tetapi takdir berkata lain, bagaikan bunga yang tumbuh dan mekar, kemudian dipetik oleh Tuhan, Saya sebagai akarnya yang harus kembali berjuang untuk menumbuhkan kembali bunga agar aku terlihat indah. Harus memulai semuanya kembali dari awal, berjuang dan berdoa kepada tuhan, agar diberikan hujan sebagai rahmat dan ridho-Nya. kemudian juga harus bertahan dalam segala ancaman dan cobaan hidup yang akan datang hingga kudapati buah dan bunga yang indah dan abadi untuk selamanya. Begitulah pengandaian terhadap kehidupan bisnis yang di jalani ini.

 Sungguh situasi yang sangat menyedihkan. Keterpurukan itu membawaku dan semua anggota keluarga kecil saya terutama kedua orangtua, dan saudara saya dalam kehancuran besar. Saat itu semuanya terasa tak akan berakhir, bahkan sempat memiliki perasaan untuk berputus asa. Bahkan ingin mengakhiri hidup, merasa hanya menjadi beban bagi keluarga saja dan merasa menyusahkan banyak orang, karena banyak melibatkan pihak, termasuk sahabat-sahabat terbaik saya. Saya merasa telah membuat mereka malu dan tak berguna. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, jiwa ini masih diimbangi oleh iman. Merasa didalam hati ini seperti ada yang berbisik, dan menguatkan, saya tak boleh berputus asa, saya merasa bahwa Allah menggerakkan semuanya, karena kekuatan doa penuh harapan, kekuatan doa yang tulus dari keluarga dan kedua orangtua adalah sebuah keajaiban besar, ketentraman dan petunjuk dari pembacaan al-qur’an, hingga dzikir yang begitu banyak dan sering diamalkan, menyelamatkan saya dari rasa putus asa, sehingga diberikan kemampuan untuk melawan semuanya.

Hancurnya kepercayaan dan tingginya rasa egonya, membuatnya merasa hebat. Dan pada akhirnya harus berurusan dengan masalah hukum. Dari peristiwa itu membuat aku dan keluarga terpisah tanpa arah yang jelas. Dan terus berdoa kepada tuhan, berzikir dari pagi hingga tengah malam, memohon pertolongan dan jalan serta petunjuk yang terbaik, atas solusi dari sebuah permasalahan yang ku alami saat itu. Seiring berjalannya waktu juga akhirnya Saya mengerti, apa yang sebenarnya telah tuhan rencanakan. Segala upaya dan usaha dilakukan semaksimal mungkin. Mengumpulkan semua keyakinan yang ada, dan mencoba untuk terhubung dengan Allah melalui jiwa yang taqwa. Meskipun semuanya tidaklah mudah, tapi akan mudah saja bagi tangan Allah yang melakukannya. Allah punya cara sendiri untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya.

Terkadang kita tak bisa berharap usaha yang kita lakukan, akan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena Allah/Tuhan lebih mengetahui apa yang kita Butuhkan, dan bukan apa yang kita inginkan. Jangan sesekali pula kita terlalu banyak berharap kepada manusia, karena ketika manusia tidak bisa memenuhi harapan kita, maka akan berujung dengan kekecewaan. Kemudian jangan mudah memastikan suatu hal secara pasti. Sesungguhnya kita hanya bisa berusaha, namun hasilnya akan kembali kepada izin Allah swt semata. Allah sudah menjawab semuanya didalam Kitab suci Al-Qur’an, pada [Q.S. AL-insyirah : 8] “dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap”. Dan Allah juga tidak akan memberikan ujian kepada umatnya melebihi batas kemampuan yang manusia punya, Dia mengetahui takaran keimanan setiap makhluk yang Ia ciptakan. Ayat itu sangat menjadi motivasi saya untuk terus berjuang melawan rasa sedih dan rasa lelah meskipun rasanya sudah sangat lelah dan kecewa akan keadaanya, namun petunjukNya mampu membuat saya untuk bangkit dan terus bertahan, petunjuk Al-Qur’an menjadi penyejuk hati. 

Lihat selengkapnya