Towards a flow

Ayu Meillyng
Chapter #18

Bisnis Tour and Travel Agency

Pada masa ini adalah masa dimana puncak kejayaan bisnis saya, akan tetapi sayangnya semuanya tidak berlangsung lama, saya pun menyadari bahwasanya mungkin perjalanan saya belum ada apa-apanya dibandingkan dengan orang diluar sana yang lebih senior dalam bisnis di bidang ini, saya menjalani bisnis travel tour selama kurang lebih 2 tahun, banyak pengalaman yang cukup berharga yang saya dapati dari bisnis di bidang ini, bergelut dengan transaksi dalam nominal yang besar, membuat saya merasa sangat terpenuhi, segala kebutuhan tercukupi, dan bahkan bisa hidup dengan penuh kenikmatan, dimana ketika saya berada pada titik ini cukup menjayakan kehidupan saya dan keluarga , akan tetapi mungkin berbeda persepsi dan perasaan yang dialami oleh saudara dan keluarga saya, mereka tidak merasakan hal yang sama sepenuhnya seperti apa yang saya kira.

Pada masa ini pun dengan penuh rasa syukur saya katakan bahwa setidaknya saya bisa membuktikan kepada orang-orang yang pernah menghina di masa lalu, dan bisa menunjukkan kepada mereka bahwa saya mampu menjadi orang yang lebih baik dari yang lalu. Namun saya tidak pernah menjadikan kondisi dan situasi dimana ketika saya mendapatkan nikmat yang besar serta diberikan kesempatan yang baik ini sebagai balas dendam di masa lalu, akan tetapi saya hanya mengambil hikmah atas perjalanan hidup yang saya arungi, saya hanya mengikuti arus kehidupan yang sudah ditentukan oleh Allah swt dan takdir akan tetap menjadi takdir, akan tetapi berkehidupan dalam dunia takdir juga terbagi menjadi 2 macam yaitu takdir muallaq dan takdir mubram, ada takdir yang bisa diubah dan ada takdir yang tidak bisa diubah.

Takdir muallaq adalah takdir yang bisa diubah salah satunya adalah nasib seseorang melalui ikhtiar. Allah menguji kita dengan kebahagiaan dan kesulitan, dan dikatakan Allah bahwasanya Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali diri kita sendiri yang akan mengubahnya dengan ikhtiar. sedangkan takdir mubram adalah ketentuan Allah swt yang tidak bisa diubah, seperti ajal, maut, musibah, jenis kelamin dan hari kiamat. Hanya dirinya semata yang mengetahui dan berkehendak untuk menjadikan semuanya "Kunfayakun" yang akan terjadi maka terjadilah. Jika kita diuji dengan kesulitan hidup, bukan karena Allah tidak adil, melainkan Allah hanya ingin melihat sampai mana ketaqwaan dan iman kita dan siapakah yang paling baik amalnya diantara manusia yang lain, maka dari itu Allah memberikan ujian yang berbeda kepada kita, dan bisakah kita menerimanya dan berkemauan tinggi untuk mencari ridho dan rezekinya.

Pada masa ini pun, berbagai macam pujian membanjiri saya, mulai dari teman sekitar, tetangga, rekan kampus, rekan bisnis, pelanggan-pelanggan, dosen, keluarga, saudara jauh, pada saat itu seolah semuanya orang baik dan mendekat pada saya, bahkan ketika beberapa kali kami mengadakan reuni sekolah, teman-teman yang sempat menghina saya seperti terkejut melihat perubahan pada diri saya, mereka hanya terdiam dan bersikap sangat berbanding terbalik kepada saya, begitu juga di keluarga terutama pada kelompok sebelah mama saya, keluarga mama saya merupakan keluarga yang cukup besar sebenarnya, mulai dari kakek, nenek, om dan tante sepupu, keponakan yang sangat, akan tetapi meskipun kami berada diantara keluarga besar ini tidak menjamin semuanya baik. hanya saja ini sebagai pelajaran hidup dan kehidupan yang saya alami.

Memiliki keluarga yang besar belum tentu menjamin sebuah kekompakan ataupun kasih sayang yang tulus dalam bersaudara, dari sekian banyak keluarga yang ada, hanya bisa dihitung dengan jari saja yang memang menganggap kami sebagai bagian dari keluarga dan saudara didalamnya, katakanlah seperti kerajaan, disaat kami tidak punya apa-apa banyak berapa diantara mereka yang hanya memandang sebelah mata, mereka sangat menganggap kami kecil bahkan tidak ada apa-apanya, bahkan biasanya pun jika ada acara besar dan kumpul keluarga, kami hanya duduk dibelakang, hanya seperti budak dan pembantu yang mengurusi segala urusan kotor, dan yang berharta akan terlihat disanjung, dipuji, dan berada ditengah-tengahnya. Begitu juga meskipun memiliki banyak saudara, tidak menjamin ketulusan hati mereka, banyak sifat sirik, iri dan dengki didalam hati mereka, yang sifatnya tidak bisa melihat ketika orang lain selangkah lebih maju. Mereka banyak menggunjing dari belakang dan ketika berada di depan dan memerlukan bantuan kita, mereka akan berlaga baik dan memuji bahkan mengangkat kita setinggi-tingginya. Saya mengalami semua masanya dan merasakan semua itu.

Ketika saya mengalami masa kejayaan ini, saya mampu memenuhi semua kebutuhan keluarga, semaksimal mungkin saya berusaha membuat mereka bahagia dengan materi yang ada. Disamping itu, ketika kami menduduki titik kejayaan itu, barulah keluarga kami bisa dihargai, termasuk saya, ketika ada acara kumpul keluarga atau acara besar, orang mulai mencari dan menanyakan tentang saya, berbagai macam pujian, pengakraban mulai mendekati, yang sebelumnya tidak pernah berkomunikasi bisa jadi berkomunikasi dengan baik, saya sempat terkejut dengan apa yang terjadi itu. Akan tetapi saya juga sempat berfikir dalam hati , ternyata kejamnya hukum alam, ketika kita tidak punya apa-apa kita akan dianggap sangat kecil dan remeh oleh oranglain, kemudian ketika kita berada di masa keemasan, semua orang akan mendekati kita, dengan bangganya dan dengan manisnya. entah apa yang saya rasakan pada saat itu, saya merasa sangat bangga kepada diri saya sendiri, akan tetapi terkadang memang manusia tidak luput dari kekurangan, mungkin pada waktu itu ketika saya berada di titik kejayaan saya, ada beberapa hal yang mungkin saya terlena dan terabaikan, yang saya tidak sadari bahwa itu merupakan hal yang penting dan perlu saya utamakan.

Lihat selengkapnya