Towards a flow

Ayu Meillyng
Chapter #22

Seminar Motivasi Perdanaku

Waktu pun berlalu begitu cepat, tanpa dirasakan sudah hampir 2 tahun saya berada pada masa kejayaan saya. Dan pada hari itu, pihak kampus ingin mengadakan seminar program tahunan dari setiap komunitas perwakilan jurusan. Pada saat itu saya merupakan salah satu anggota aktif di komunitas himpunan jurusan di fakultas. Jadi pada saat itu, ketua himpunan jurusan berkoordinasi dengan dosen saya, dan ketua himpunan meminta saya untuk menjadi speakers sekaligus narasumber utama dalam seminar motivasi, mereka menyatakan bahwa saya akan menjadi salah satu motivator yang akan memberikan materi dan pembelajaran tentang bisnis dan pengalaman yang saya jalani, dikarenakan pada masanya mereka sangat mengenali saya dan mengetahui perkembangan bisnis .

Namun pada saat itu masih sempat terfikir kembali, dan mencoba untuk berkomunikasi secara intrapersonal dengan diri ini apakah saya pantas untuk menjadi speakers di seminar itu dan apakah saya bisa maksimal untuk memberikan materi dan berbagi pengalaman kepada para audience, dan yang terpenting pula, kira-kira peserta seminar nya nanti apakah bakal ramai atau nggak, pastinya saya akan cukup merasa gugup, karena saya adalah tipe orang yang memang saya sadari jika saya memotivasi orang lain melalui tulisan, saya bisa, tapi sebelumnya saya belum pernah sama sekali memberikan motivasi secara langsung dalam satu seminar yang dihadiri oleh beberapa audience dan para petinggi fakultas, bahkan mungkin orang yang lebih tinggi ilmunya dari saya.

Namun itu hanya pertanyaan mendasar sebagai sifat manusiawi, karena dikejutkan oleh situasi yang baru. Saya kembali mencoba untuk berfikir positif dan meyakinkan diri saya yang dimintai amanat, dan apa yang diminta ini adalah bagian dari tugas mulia dan cita-cita saya juga, karena saya selalu berkeinginan untuk bermanfaat bagi orang lain, cita-cita juga ingin menjadi motivator bagi orang lain dari apa yang pernah di alami dan apa yang pernah saya lakukan. saya sangat ingin membaginya, termasuk tentang hal-hal penting dalam hidup, mulai dari usaha dan kerja keras, kesabaran, keikhlasan, tugas mulia, keyakinan dan keimanan, perjuangan hidup. Karena selalu saya tanamkan dalam diri ini, sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Akhirnya pun saya menerima dengan senang hati tawaran dari ketua himpunan komunitas tersebut, dan memberikan respon baik kepada mereka, bahkan saya juga memberi dukungan kepada mereka untuk menjadi salah satu sponsor pendukung pada seminar yang akan dilaksanakan tersebut.Saya berniat untuk mensponsori seminar tersebut dengan beberapa hadiah kecil dan menghadirkan hadiah utama, yaitu menghadiahkan doorprice untuk 1 peserta yang beruntung untuk ikut trip bersama saya secara gratis ke singapura selama 3 hari 2 malam.

Pada saat itu saya tidak hanya memberikan hadiahnya dalam bentuk tiket pesawat saja, akan tetapi saya mempersiapkan 1 paket All in, tiket beserta akomodasi yang akan saya tanggung sepenuhnya selama 3 hari 2 malam. Mengapa saya melakukan ini? Karena pada saat itu saya merasa sangat bersemangat, dan memang dari diri sendiri memiliki inisiatif seperti itu tanpa maksud apapun, saya sangat tulus dari hati ingin berbagi rezeki dan nikmat Allah kemudian membaginya kepada orang lain dalam satu kesempatan yang baik. Semata-mata saya hanya ingin memotivasi semangat orang lain saja, agar mereka mau bekerja keras dan senang untuk belajar bersama dan sharing pada seminar ataupun bentuk literasi lainnya.

Seminar itu akan dilakukan pada 1 minggu kemudian, berbagai undangan pun mulai disebar, baik melalui poster, brosur cetak, dan melalui media sosial. Saya tidak ada persiapan apapun menjelang seminar tersebut. Bahkan pada minggu pertamanya, saya masih ada jadwal trip ke Malaysia selama 3 hari 2 malam. Namun kesempatan itu juga saya manfaatkan, karena setelah trip selesai, saya bisa membelikan hadiah-hadiah kecil dan merchandise di Malaysia untuk para peserta yang mengajukan pertanyaan ataupun mungkin menjawab beberapa soal dalam seminar yang telah disusun panitianya.

Satu minggu berlalu, hari itu adalah hari dimana H-1 sebelum seminar itu dilaksanakan, saya sudah menyiapkan semua hadiahnya dan doorpricenya, kemudian juga sudah menyiapkan kupon doorprice para pesertanya, kupon tersebut saya design sendiri pada saat itu, guna akan dibagikan pada hari H seminar, dan kupon akan dimasukkan dalam 1 wadah dan akan dikocok secara transparant dan se fear-fear nya. Malamnya, saya bertanya kepada panitia pelaksana seminar tersebut tentang jumlah peserta yang sudah tercatat mendaftar pada seminar yang akan dilaksanan esok harinya.

Ternyata semua jauh diluar dugaan saya, merasa terkejut dengan informasi yang disampaikan oleh panitia. Ia mengatakan bahwa sudah tercatat peserta seminar kurang lebih 400 orang. Ia juga mengatakan bahwa apabila kapasitas pesertanya jika keesokan harinya bertambah, mungkin panitia akan membatasi pesertanya. Karena kapasitas Aula fakultas tidak mampu menampung lebih dari 450 orang. Saya sangat tidak menyangka bahwa peserta seminar nya akan sebanyak itu. Mendengar itu, membuat saya merasa gugup, karena takut jika saya menyampaikan materinya tidak maksimal kepada para audience. Lalu saya memutuskan untuk melakukan shalat tahajjud pada malamnya, karena saya yakin, hanya dengan izin Allah swt. lah semuanya akan baik-baik saja dan berjalan lancar. Terbangunlah saya di sepertiga malam terakhir, tepat pukul 01.45 wib saya bangun dan mengambil wudhlu. Kemudian saya Shalat tahajjud, dan saya berdoa.

Lihat selengkapnya