Towards a flow

Ayu Meillyng
Chapter #4

Semester 3 yang mengharukan

Tibalah pada saat perkuliahan kami menuju ke semester 3, dimana bisnis saya mulai mengalami perkembangan yang begitu pesat, dan betul-betul pada saat itu rezeki yang datang begitu banyak. Permintaan untuk trip silih berganti setiap harinya, handphone yang dikerumuni oleh customer yang memohon untuk dibuatkan penawaran project tour, gathering, candle light dinner, honeymoon, pembelian tiket pesawat, pemesanan hotel, kemudian belum lagi permintaan disamping bisnis event organizer dan party planner yang setiap minggunya ada orderan untuk dekorasi seperti bridal shower, acara ulang tahun, anniversarry dll, sampai waktu itu juga pernah terjadi benturan waktu, sehingga jadwalny secara bersamaan sehingga harus melakukan pembagian tugas. Dengan adanya sahabat-sahabat baik, merekalah yang selalu senantiasa ada membantu dan membackup segala kebutuhan dan menolong disaat saya membutuhkan mereka, dan mereka selalu ada. Mereka memiliki pengertian yang tinggi, tiada sikap cuek, terkadang mereka membuat saya terharu, mereka sering bertanya dan mengingatkan seperti “Ling jangan lupa makan, jaga kesehatan, jangan tidur larut malam, jangan sering bergadang, banyak minum air putih, dan lain lain,”. Banyak hal dan perhatian lebih yang mereka berikan kepada saya sebagaimana itu adalah bentuk kasih sayang dan perhatian mereka terhadap saya.

Namun pada semester ini meskipun bisnis mulai pesat dan mengalami perkembangan antara bisnis dan perkuliahan masih singkron dan nilai masih tetap bagus, IPK masih bertahan dan sempat naik namun tidak pernah anjlok ataupun turun, nilai tetap baik dan tetap stabil. Terkadang mereka juga membantu ketika saya sangat sibuk dengan bisnis dan terkadang kala lupa akan tugas kuliah, namun kadang salah satu dari mereka yang berinisiatif untuk membuatkan tugas kuliah milik saya. Sebab mereka biasanya sangat faham jikalau saya sedang sibuk pasti lupa atau tidak ada waktu sehingga tugas kuliah tidak terselesaikan. Sungguh nikmat Allah membuat saya sangat merasa bersyukur bisa dihadirkan orang-orang baik seperti mereka.

Atas kebaikan-kebaikan mereka, saya selalu ingin berlaku adil kepada mereka dalam segala hal, karena bagi saya sangatlah penting untuk meminimalisir perasaan iri dengki atau berat sebelah jikalau ada yang merasa tidak disamakan atau diistimewakan diantara kami. Karena saya termasuk orang yang sangat amat mudah untuk mengistimewakan seseorang yang menurut saya pantas dan telah berbaik hati pada saya. Seperti halnya ketika sahabat-sahabat ini ketika mereka berulang tahun, masing-masing dari mereka, saya berikan surprice indah dan perayaan ulang tahun secara quality time dan kebersamaan, dengan memberikan mereka surprice dikamar hotel berbintang dan mendekorasinya seindah mungkin sampai tangis haru mengalir di pipi mereka, disana kami akan menginap bersama, dan menghabiskan waktu bersama, dan itu akan selalu menjadi kenangan serta bagian dari moment penting dan indah yang tak kan terlupakan diantara kami. Karena setiap tangis kebahagiaan mereka, adalah kebahagiaan saya juga. Itulah yang selalu saya tanamkan didalam hati. Saya tak akan membiarkan tangis kecewa dan kesedihan bahkan kemarahan mereka menetes karena perbuatan saya, jika itu terjadi, itu akan menjadi penyesalan dan kesedihan terdalam bagi saya.

Semester demi semester perkuliahan kami lewati, seiring berjalannya waktu pun, salah satu dari kami harus terpisah karena pilihan dan alasan pribadi, yaitu Tika, pada semester 3 Tika memutuskan untuk memilih pindah jurusan dan mengulang kembali perkuliahan nya dari semester 1, yang sebelumnya Tika merupakan sahabat satu fakultas dan jurusan dengan saya dan dia berpindah ke fakultas lain mengambil jurusan psikologi, tentu nya hal ini menjadi pertanyaan bagi kami kepadanya. Pada siang hari dia menemui kami seperti biasanya berkumpul ditaman fakultas.

”Eh guys, aku pengen ngomong sama kalian nih, hehe,” ucap Tika dengan nadanya yang sedikit serius.

“Iya Tik, ada apa? kayaknya serius banget deh,” tanya saya.

“Paling juga ngomongin masalah cowok, biasalah kan Tika bucin haha,” ujar Unun sambil tertawa.

Lalu Tika menjawab

Lihat selengkapnya