Towards a flow

Ayu Meillyng
Chapter #26

Partner Bisnis menjadi Pengkhianat

Setelah memberikan pemberitahuan kepada para tamu, akhirnya saya kembali lagi menuju ke resepsionis, dan mengambil semua kunci kamarnya, dan semuanya telah siap. Dan sebelumnya memang untuk list pembagian kamar sendiri saya sudah mengatur dan mensettle sedemikian rupa dan beberapa bagian pun memang dari request tamunya sendiri ingin berpasangan dengan teman atau keluarga mereka. Kemudian membagikannya kepada para tamu, dan setidaknya pada saat itu saya merasa lega karena mereka sudah masuk ke kamar mereka masing-masing dan beristirahat, dan program tour pada hari pertama pun selesai. Setelah urusan tamu sudah selesai, saya pun menuju kamar saya juga untuk beristirahat pada saat itu karena sangat merasa lelah, kemudian langsung menaruh barang-barang, kemudian saya mandi dan mengambil wudhlu, dan bergegas untuk melaksanakan shalat isya.

Karena disaat perasaan bercampur aduk, sedih, lelah, lemas, down, panik, takut, dan pasrah sehingga tidak bisa berfikir dengan tenang, maka pilihan terbaik pada saat itu adalah dengan melaksanakan shalat. Hanya kepada Allah swt. lah saya berserah diri dan berpasrah atas kejadian yang menimpa saya pada hari itu. Saya memohon dan berdoa kepada Allah dalam sujud saya, dengan penuh tangisan membasahi pipi dan mukenah saya, dan pertanyaan demi pertanyaan saya utarakan didepan sajadah saya.

“Ya Allah, Rabb ku.. apa yang telah terjadi hari ini ya Allah?? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi Tuhan? Apa salahku ya Allah.. ya Rabb, sungguh engkau maha mengetahui segala isi hati? Kerugian yang begitu besar yang saya terima hari ini, ku tahu ya Allah ini adalah bagian dari tanggung jawabku. Namun kenapa ya Allah, kenapa orang yang saya percayai selama ini melakukan ini padaku? Meskipun sampai sekarang aku belum mendapatkan keterangan ataupun penjelasan apapun darinya, ku mohon ya Allah, aku hanya tidak ingin berfikir suudzon kepada orang lain, apalagi dia sebagai rekanku yang cukup lama hamba mengenalnya, bahkan hamba menganggapnya sebagai saudara hamba sendiri ya allah, aku mempercayainya, kumohon ya Rabb, semoga tidak ada dusta maupun niat buruk yang dia rencanakan terhadapku, lindungilah aku dari segala keburukan dan hal yang tidak diinginkan. Bukakanlah pintu hatinya ya allah, dan berikanlah petunjuk dan keterangan se jelas-jelasnya atas kejadian hari ini. Jika memang ini adalah bagian dari ujian dan jalan hidup hamba untuk menjadi lebih baik, atau engkau menegur hamba karena suatu kesalahan atau kehilafan hamba yang kerap meninggalkan kewajiban terhadap agamaku, aku mohon ampunanmu ya Allah, tapi kumohon, lancarkan semua urusan hamba, selamatkan perjalanan ini, jadilkanlah ini ujian yang terakhir bagi hamba ya Allah. Kuatkan hamba, tabahkan hati hamba, dan tenangkanlah jiwa hamba yang terasa berlabuh tak tentu arah ini, serta tenangkan pikiran hamba dari segala prasangka buruk dan jadikanlah aku umatmu yang selalu sabar dan memaafkan setiap kesalahan orang lain ya Allah. Kumohon mudahkanlah segala urusanku. Ridhoilah setiap langkahku. Amin Allahumma amin..” bibirku bergetar mengucap doa, tangis pun sangat deras membasahi pipi dan sajadahku, sedihku sangat dalam ketika berdoa, dan aku berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt.

 Usai melaksanakan shalat isya dan berdoa, saya pun membaringkan tubuh saya di kasur, meskipun jiwa sedikit merasa lebih tenang pasca shalat, saya tidak bisa memejamkan mata untuk beristirahat,merasa gelisah dan takut serta bingung atas kejadian terjadi tersebut. Masih menjadi tanda tanya besar bagi saya mengapa hal ini bisa terjadi, apakah ini disengaja oleh rekan saya atau hanya ada kesalahan tekhnis. Saya terus mencoba untuk menghubungi beliau, akan tetapi whatsapp masih tetap centang satu atau ceklis. Saya terus menspam nya, saya ingin menelfonnya melalui layanan ponsel, akan tetapi tidak bisa karena saya saya sedang berada diluar negri, dan operator tidak dapat menghubungkan saya dengan rekan saya melalui ponsel.

Setelah menunggu beberapa jam, pesan tak kunjung dibalas, akhirnya saya tertidur karena merasa cukup lelah. 2 jam kemudian saya terbangun kembali pada jam 01.50 waktu singapura, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan shalat tahajjud dan istikharah. Saya sangat memohon agar Allah swt membantu untuk mendapatkan keterangan dan kejelasan akan kejadian yang terjadi, dan besar harapan saya agar kerugian itu bisa kembali, setidaknya rekan saya akan bertanggung jawab dan menjelaskan semuanya.

Setelah melakukan shalat dan zikir, saya kembali melihat whatsapp saya, dan pada saat itu pesan kepada rekan saya ditandai dengan centang biru, yang artinya pesan sudah dibaca, dan dia dalam status online. Saya mencoba untuk menghubunginya, namun dia tidak menjawab panggilan whatsapp . Akhirnya saya lakukan spamming melalui chat, dan dia pun akhirnya merespon dengan mengetik pesan. Pada pesan yang saya kirimkan kepadanya pun, tidak ada kata kasar sedikitpun, saya masih mencoba untuk berbicara baik-baik dan bertanya se sopan mungkin terkait permasalahan yang terjadi. Karena saya pun saat itu tidak mau langsung memberikan tuduhan kepadanya, saya hanya ingin penjelasan dari seorang rekan saya ini saja.

“Assalamualaikum say, say maaf nih ya sebelumnya, hari ini aku bayar lagi hotel untuk 20 kamar, kemarin yang kamu kasih reservasi nya ke aku itu kenapa gak bisa dipake ya? Aku kok nggak faham ya, kata resepsionis sih reservasi sempat dilakukan dan datanya ada, akan tetapi pada minggu berikutnya, pembayaran dinyatakan telah dibatalkan oleh pihak travel agent dan pihak properti tidak menerima pembayaran apapun dari reservasi itu. Sementara aku udah tf ke kamu sesuai dengan invoice nya loh, dan sesuai dengan apa yang kamu minta ke aku, aku transfer full, bahkan udah dari 1 bulan lebih sebelum keberangkatan ini, aku udah minta settlekan. Tadi kamu engga aktif aku hubungin pas chek-in, aku ngga bisa nunda karena tamu udah pada kecapekan, aku pun harus professional, jadi aku bayarin dulu pake tabungan aku buat beli kamarnya. Dan harga kamar pun mahal banget, currency singapore lagi tinggi banget, ini aja tadi kena hampir 85 juta buat kamar doang, sedangkan reservasinya ke kamu aja hanya berapa persen dari jumlah itu. Ini 3x lipat loh dari harga awal, karena hari H chekin. Kuharap kamu ngerti. Aku gak mau mereka tau kalo ada masalah, itu bisa merusak pelayananku dimata customers. Tolong dengan sangat kamu jelasin ini yang terjadi sebenernya gimana?," tulisku di pesan whatsapp partnerku.

“Iyaaa, sebentar say,” balas dia.

Lihat selengkapnya