Towards a flow

Ayu Meillyng
Chapter #30

Allah Uji Kesabaranku untuk Memuliakan Keluargaku

Hari demi hari silih berganti, begitupula masalah yang terus mengejar dan memaksa saya untuk menyelesaikan semuanya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kekejaman yang dilakukan oleh beberapa oknum customer terhadap saya yang sangat tidak bisa dilupakan adalah pada saat mereka datang kerumah saya dan masuk kerumah tanpa izin, mengobrak-abrik isi rumah, lalu mengambil semua barang-barang, diantaranya barang-barang berharga dan tas bermerk yang saya punya secara paksa. Kemudian membuat keributan di rumah saya, berteriak-teriak. Pada saat itu dirumah saya ada mama dan papa saya, pada saat itu mama saya sedang sakit, dan dia pada saat orang membrontak dirumah saya, mereka mendrobrak kamar mama saya dan masuk ke kamar mama saya, mama hanya terbaring lemah disana, saya pun hanya terduduk tersimpuh di ruang tengah dan menutup kedua wajah saya dan menangis, saya benar-benar merasa bersalah ketika melihat kedua orang tua yang terbujur kaku di kamar dan dibentak-bentar salah satu customer saya yang tidak punya hati itu.

Sungguh hati ini menangis mengigat semua kejadian itu, betapa kejam prilakunya terhadap saya, padahal saya tidak pernah memperlakukan orang lain sekejam itu, akan tetapi mungkin tuhan hanya ingin mengajari saya, arti dari sebuah kesabaran dan ketegaran. Saya terus menerus beristigfar dan memohon ampunan kepada Allah swt. dan saya mencoba untuk berpasrah atas apa yang terjadi.

Satu per satu semua barang-barang berharga saya diambil oleh mereka, seperti laptop, laptop itu merupakan salah satu kenangan terbesar dalam hidup saya, dimana laptop saya adalah semua kenangan dan dokumentasi selama perjuangan berbisnis, saya membelinya sendiri dengan jerih payah yang dikumpulkan, lalu didalam nya pun banyak terdapat riset penelitian, bahkan dokumen penting kakak saya, yaitu naskah skripsi yang sedang disusunnya. Semuanya hilang begitu saja. dari hal ini saya benar-benar menyadari bahwa kesempatan dan kenikmatan yang dirasakan itu tidak ada yang abadi, dunia ini hanya seperti permainan, ketika kita telah berusaha sekuat tenaga dan kemenangan seketika akan menghampiri, kemudian ketika kita terus mencobanya kembali, kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, kita tidak bisa menjamin kemenangan itu akan kembali didapatkan, bisa saja kegagalan akan terjadi.

Namun ketika kegagalan kita dapati, bukan berati ketika kegagalan kita tidak memiliki kesempatan untuk kembali mencapai kemenangan. Tentu saja bisa, semua itu akan didasari kesabaran tentunya, keyakinan, ketekunan, ketelitian, dan pastinya ke hati-hatian agar apa yang kita harapkan setidaknya memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali menggapai kemenangan lagi. 

Ketelitian, kepercayaan, dan kehati-hatian sangatlah perlu diperhatikan didalam menjalankan sebuah bisnis, dan perhatikanlah resiko, karena apabila seseorang tersirat untuk melakukan niat buruk kepada kita karena godaan syaiton. Manusia akan lupa akan kewajibannya bahkan tidak akan memikirkan kehidupan orang lain dikarenakan dibutakan oleh egonya sendiri. Terlebih lagi tentang uang, uang pun diibaratkan seperti pedang, uang ini memang bisa menjadi alat yang berguna bagi kehidupan seseorang, akan tetapi uang juga bisa menjadi senjata yang sangat berbahaya bahkan bisa menjadi alat perang, termasuk didalam dunia bisnis.

Lihat selengkapnya