Terlepas dari mendapatkannya petunjuk melalui ayat-ayat suci Al-Qur’an. Saya juga mengalamalkan berbagai zikir dan doa di sepanjang ikhtiar, karena dengan kekuatan zikir dan doa juga sangat mustajab ketika kita dalam musibah ataupun kesulitan, terlebih lagi masalah keuangan atau hutang. dengan amalan zikir dari panduan melalui internet, dan semua panduan yang ada diaplikasi juga. Kemudian membaca berbagai surat-surat pilihan seperti Surat Ar-Rahman, Surat Al-Waqi’ah, dan Surat Al-Mulk. Kemudian disambung dengan Asmaul husna, ketika saya membaca asmaul husna, hati ini seperti bergetar mengucap namanya, dengan tangisan dan kesungguhan mengucap 99 nama Nya, disela menyebut namanya juga saya selipkan doa dan memohon padanya dari semua kekuasanNya.
Saya mengamalkan semua cara diatas selama masa keterpurukan itu, dari hari pertama hingga akhir, setiap hari pada saat itu saya mengulangi hal yang sama tanpa henti, namun usaha dan ikhtiar tidak mengkhianati hasil. Saya benar-benar membuktikan semuanya. Mukzijat Allah datang disaat yang tepat, bahkan tanpa rencana ataupun dugaan. Semuanya bisa terlewati. Didukung juga dari kekuatan doa kedua orang tua dan mereka juga melakukan hal yang sama, semakin membuat kemungkinan besar untuk bisa melalui cobaan yang saya alami.
Waktu terus berjalan, tibalah di hari keempat masa penculikan. Dan Bu Diandra pun telah pulang dari keberangkatannya. Namun pada pagi itu saya masih tetap menjalankan amalan saya, Shalat dhuha, kemudian menyambung shalat dengan melaksanakan Shalat tasbih, dan kembali melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an. Tak lama kemudian,terdengar dari pintu kamar, bu Diandra membuka kamar dan mengintip sejenak, kemudian dia memanggil dengan nada yang tenang dan mengatakan jika sudah selesai dia ingin bicara kepada saya. Akhirnya dia bertanya kepada saya, terkait perkembanganya dengan nada yang biasa, layaknya seorang yang berteman baik. saya merasa terkejut, sifatnya berbanding terbalik dari hari pertama bertemu, sungguh kekuatan doa dan kebesaran Allah swt yang maha membolak balikkan hati manusia. kemudian dia bertanya tentang keagamaan, dan dia mengatakan bahwa dia merasa tersentuh dan bergetar hati ketika mendengarkan saya melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, kemudian dia mengatakan menilai tentang apa yang saya lakukan.
“Kkkkltekkk..,” suara pintu, bu Diandra membuka pintu kamar.
“Ling, maaf, jika kamu sudah selesai shalat nya, kamu kedepan ya. Saya mau bicara,” tanya bu Diandra dengan nada halus.
“Oh iya bu, Baik, saya zikir dulu ya bu,“ jawabku.
Setelah saya berzikir, saya langsung membereskan perlengkapan shalat saya, kemudian menghampiri bu Diandra.
“Maaf bu, saya baru selesai,” ucapku.
“Iya duduklah Ling,“ ujar bu Diandra.
“Iya bu baik,” .