Di pagi yang cerah, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela, menerangi ruang keluarga dengan hangat. Sarah berdiri di depan pintu, tersenyum saat melihat suaminya, David, bersiap berangkat kerja. Dia mengenakan jasnya yang rapi, tampak segar dan siap menghadapi hari.
“Jangan lupa makan siang ya,” ucap Sarah, mengingatkan sambil menyiapkan saku jas David.
“Tenang saja, sayang. Aku akan makan dengan baik,” jawab David, merangkul Sarah sebelum melangkah keluar.
Sarah memanggil anak-anaknya, “Ayo, sayang! Waktunya salim sama Ayah!”
Dari ruang tamu, dua anak mereka—Maya dan Raka—berlarian menghampiri. Mereka dengan ceria mencium tangan David, tawa riang mereka mengisi udara pagi.
“Selamat tinggal, Ayah! Semoga harimu menyenangkan!” teriak Maya.
David melambaikan tangan sebelum pergi, dan Sarah menutup pintu dengan rasa bahagia.
Setelah memastikan anak-anak telah kembali ke aktivitas mereka, Sarah melanjutkan pekerjaan rumahnya. Dia mencuci piring, menyapu lantai, dan mempersiapkan bekal untuk Maya dan Raka. Makanan yang dia siapkan adalah favorit mereka: sandwich selai kacang dan pisang, serta jus jeruk segar. Sambil bekerja, dia menyanyikan lagu-lagu anak kesukaan mereka, suara lembutnya membuat suasana semakin ceria.
Tak lama kemudian, Sarah menghubungi tantenya, Ibu Nani, untuk menitipkan anak-anak. “Bu Nani, bisa tolong jaga Maya dan Raka sebentar? Aku harus berangkat ke sekolah,” ujarnya.
“Tidak masalah, Sarah. Mereka bisa datang kemari. Saya senang sekali,” jawab Ibu Nani dengan suara hangat.
“Terima kasih, Bu Nani! Aku berangkat sekarang,” kata Sarah sebelum menutup telepon.