Toxic Relationship

Nurusifah Fauziah
Chapter #17

Jalan Tikus

Seluruh barang yang ada di kamar kost sudah naik ke atas mobil bak. Bersiap untuk kembali pulang ke rumah. Sebuah pilihan yang rumit. Aku memandang ruangan yang sudah kosong ini. Bahkan di pelupuk mata saja rasanya tak bisa kupercayai. Apa yang akan terjadi dengan takdir di hidupku untuk tahun-tahun setelah ini?

"Sudah neng," ucap Bapak Angkut yang sudah siap untuk melaju ke rumahku.

"Sesuai alamat ya, Pak. Saya ikuti bapak dari belakang dengan sepeda motor saya," ujar Mas Arey menjawabnya.

Aku masih terdiam membelakangi jendela ruang kecil ini. Tak ada cahaya yang terlihat di depan mataku saat ini. Sesungguhnya aku benci dengan kegelapan. Bahkan untuk menutup mata saat terlelap pun aku harus memastikan bahwa cahaya menerangi tubuhku. Tapi kini semuanya jadi benar-benar gelap. Kalimat semalam masih terdengar jelas di telingaku. Aku hancur.

"Kamu kenapa tiba-tiba pulang?" tanya Mas Arey dengan kepalanya yang menoleh ke belakang.

Aku hanya melihat pundak Mas Arey sembari menyandarkan kepala.

Setelah perjalanan yang memakan waktu 2 jam, kami tiba di rumah. Tanpa sepatah kata, setelah semua barang sudah turun dan rapih, aku memutuskan untuk menyendiri di kamar.

♡♡♡

Hari terus berlanjut. Aku masih bekerja, meski ini merupakan tahun terakhir di perusahaan. Namun di bulan-bulan berikutnya lembur sudah tidak ada lagi. Yang berarti pendapatanku mulai berkurang dibanding sebelumnya, sedangkan hari semakin dekat dengan jadwal pembayaran pajak perpanjang STNK mobil.

Mataku menatap kosong di balik kaca bus. Tiba-tiba saja sebuah jaket hijau memecah kekosonganku. Apakah aku harus mencari kerja sambilan?

OJEK ONLINE

Aku gak lagi pikir panjang untuk gabung sebagai mitra ojek online. Meski telah memasuki musim hujan, aku tetap memilih untuk mendaftarkan diri. Sebenarnya saat aku minta izin untuk mulai ngojek, mama ga menyetujui niatku itu. Hanya saja aku berpikir bagaimana aku bisa punya penghasilan untuk beli bensin dan kebutuhan pribadiku? Gajiku saja bahkan belum memenuhi cicilan mobil perbulannya. Dengan mengumpulkan keberanian, aku tetap mengikuti ujian masuk mitra ojek. Ditemani Mas Arey, kami melaju ke daerah Cibubur.

"Mas, aku bisa gak ya?" tanyaku gugup ketika melihat antrean yang begitu panjang.

Lihat selengkapnya