Toxic Relationship

Nurusifah Fauziah
Chapter #3

Peringatan Yang Dihiraukan

Ada satu sekolah dasar yang begitu favorite di wilayah ini. Pokoknya wajib banget deh masuk sekolah di sana. Sekolah itu letaknya nempel sama dinding rumahku. Kebayang dong di rumah pun suara anak-anak sekolah itu ramai terdengar.

Penerimaan siswa baru akan dilaksanakan besok. Namun, saking banyaknya peminat di tahun 2003 kala itu, cara antre-nya gak tanggung-tanggung. Para orang tua sampai bela-belain menginap dan begadang di sana. Itu dimulai pada malam sebelum penerimaan siswa dibuka. Kesempatan itulah yang dipakai mamah untuk berjualan kopi seduh, sementara bapak ikut mengantre.

♡♡

Mulai masuk sekolah dasar.

Sekolah ini merupakan sekolah dengan bangunan yang sangat cantik. Begitu luas dan banyak area tanaman. Ada pula area semacam air terjun buatan. Jadi, di bawahnya terdapat banyak ikan. Benar-benar dibuat betah bersekolah di sini.

Namanya juga anak-anak. Hal apa sih yang biasa dilakuin kalau bukan main? Di gang ku sendiri, anak seusiaku ada 5. Jadi 6 termasuk aku yang sering banget main bareng. Yang pertama ada Meta. Si cewek kurus dengan tahi lalat di bibir ini gak ada tandingannya soal besarnya suara. Yang kedua ada Icha, si anak pendeta yang disayang banget sama Ibunya. Yang ketika ada Andre, anak yang super duper manja sama Bapaknya. Setiap sore pasti digendong Bapaknya di depan rumah. Dan yang terakhir ada 2 bersaudara kakak beradik, Nessa dan Kristoff. Jarak usia mereka cuma 1 tahun. Jadi kemana-mana ya pasti main bareng. Mereka anak dari orang tua yang kaya dalam segi materi. Satu-satunya yang sudah punya mobil saat itu. Terbilang jarang punya waktu sama orang tua, namun mainan mereka banyak dan yang pasti bagus-bagus. Mulai dari macam-macam karakter boneka, congklak, monopoli sampai pakaian mereka saja berbeda dengan kami. Rumah mereka 3 bangunan dijadikan 1. Kebayang dong gimana lebarnya. Yang bikin betah main di rumah mereka juga karena kamarnya yang sudah pakai AC.

Singkat cerita kebiasaan kita main di gang sudah pasti jadi hal yang rutin. Berhubung di ujung gang hanya ada pintu kecil yang tersambung ke komplek lain, jadi gang ini bebas dari kendaraan bermotor.

Lihat selengkapnya