Suasana malam yang meriah. Kala itu anak-anak di gang tengah asyik mengayuh masing-masing sepedanya. Aku pun ikut dalam bagian. Kami hanya berputar-putar di dalam gang saja. Saking serunya, tak terasa waktu harus memisahkan kita untuk kembali ke rumah. Kami segera menyandarkan sepeda itu di tembok rumah Nessa. Aku berdiri paling belakang. Tiba-tiba saja badanku seperti ditarik. Secepat kilat itu terjadi begitu saja. Aku terjatuh dan mengenai besi pijakan kaki sepeda belakang. Area kewanitaanku mengalir darah kemudian. Terasa sakit sekali. Entah mau menyalahkan siapa. Tapi memang aku ditarik. Dan anehnya gak ada satu pun orang di belakangku.
Beberapa hari setelahnya, perutku terasa sangat sakit. Benar-benar sakit. Orang tuaku membawa ke tukang urut beberapa kali sampai pada akhirnya aku sudah tak kuat lagi untuk berjalan. Orang tuaku semakin panik. Barulah mereka membawaku ke klinik sederhana dekat rumah.
Aku yang saat itu masih duduk di bangku kelas 2 SD, bingung dengan apa yang terjadi. Kami pulang dan orang tuaku bergegas merapihkan pakaian ke dalam tas. Hari itu juga, aku langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Bekasi.
Kami tiba di sana saat langit gelap menyelimuti bumi Indonesia. Setelah menyelesaikan administrasi, aku langsung dibawa menggunakan kursi roda. Yang kutahu saat itu, aku sudah tak boleh makan atau minum lagi.
Aku terbaring penuh tanda tanya dalam kepalaku. Kenapa aku di sini? Di sudut ruang inap aku terjaga menahan rasa sakit yang begitu menikam. Dalam suasana tak karuan itu, tiba-tiba saja terdengar suara ramai memasuki ruangan. Ternyata aku hendak dipindahkan. Tempatku ini digantikan oleh seorang yang terkena luka bakar sekujur tubuh. Aku melihat kengerian luka-luka itu dengan mata telanjang. Tubuhnya hangus dan kulitnya benar-benar kering menghitam. Entah apa yang terjadi sampai ia mengalami peristiwa tragis seperti itu.
♡♡♡
Hari berganti. Suasana rumah sakit yang ramai kala itu. Kudapati mamah berada di samping kasur. Suster menghampiri dan berkata bahwa aku sudah bisa memulai operasi. Didorongnya kasurku oleh mamah dan beberapa Suster menuju ruang bedah operasi.