Toxic Relationship

Nurusifah Fauziah
Chapter #7

Sebuah Prinsip

Gak semua hal bisa didebatin. Gak semua orang juga bisa nerima perdebatan. Sebenarnya bukan berdebat sih, tapi lebih mengarah untuk mengeluarkan pendapat atau bisa juga disebut bertukar pikiran. Andai semua bisa berkonsep sesederhana itu. Kenyataannya, ketika seorang anak berkata sepatah, dua patah untuk mengklarifikasi dirinya, hal ini cenderung mendapat sebuah cap 'melawan' atau yang lebih buruk lagi dikata 'membangkang'. Alhasil, seorang yang mentalnya tengah jatuh tak bisa berharap untuk bisa merasa 'aman' meski di lingkungannya sendiri. Ruang lingkup yang paling dekat namun tidak sesederhana jika merepresentasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Itu ada di lingkaran keluarga sendiri. Hal ini lah yang membuat seorang anak lebih memilih untuk diam agar tak mendapat masalah, atau menambah masalah, atau bahkan sampai berpikir memicu sebuah masalah. Padahal, yang mereka ingin hanyalah menyelesaikan sebuah perkara yang sebenarnya menjadi ringan jika dipecahkan bersama-sama.

Ironinya, beberapa orang tua gak mau ribet. Gak mau mendengar keluh kesah seorang anak dalam frekuensi yang terus berulang. Apalagi menyempatkan diri untuk bertanya lebih dulu kepada mereka, apa yang kamu rasakan saat ini? Bagaimana harimu? Apakah hari ini berjalan dengan baik? Hal apa yang menurutmu perlu bimbingan dari kami?

Ketidakpekaan ini yang mendasari mereka menjadi seorang yang akhirnya individual. Jika itu tertanam sejak kecil, dan dibiarkan karena dianggap hal yang 'lumrah', maka yang terjadi adalah minimnya rasa simpatik terhadap kehidupan sosial.

Lihat selengkapnya