Toxic Relationship

Nurusifah Fauziah
Chapter #9

Kosong

Berkat izin dari Allah dan ketelatenan mamah, bapak diberi kesempatan sembuh dari sakitnya. Meski belum sembuh total, namun bapak sudah bisa kembali bangun dan beraktivitas yang ringan.

Saat itu waktu bel pulang sekolah semakin dekat. Aku dan para sahabat berencana untuk berkumpul di rumahku. Sebenarnya banyak diantara mereka yang juga menitipkan motor di rumahku. Peraturan sekolah saat itu tak mengizinkan siswa mengendarai motor ke sekolah. Sebab itu lah mereka menitipkan motornya di rumahku

Akhirnya yang dinanti pun tiba! Bel penanda pulang sekolah berbunyi. Kami langsung bergegas ke luar. Jaraknya menjadi lumayan jauh karena rutenya menjadi berputar sebab jalan pintas yang dulu terbuka, kini tetutup sudah. Meski begitu, berjalan bersama para sahabat menjadi hal yang menyenangkan. Mereka tak henti-henti bertingkah konyol yang membuat kami mengocok perut.

Kami memasuki gang area perumahan. Dari jauh terlihat sebuah ember terlempar dari dalam rumahku. Langkah kami sempat terhenti karena tekejut.

"Zy, itu ember dari rumahmu?" tanya Anisya tercengang. Aku tak menjawab pertanyaan Anisya, malah melanjutkan langkah. Mereka pun ikut berjalan di belakangku.

Suara pertikaian kembali terdengar. Mataku terpejam sesaat. Para sahabatku segera mengeluarkan motor dari dalam rumah. Tanpa merasa malu akan adanya para sahabatku, mereka masih beradu emosi.

"Zy, kita pulang aja deh ya. Mainnya besok saja lagi," ucap Rina.

"Sorry banget ya. Gue jadi malu," jawabku merunduk malu.

Mereka semua pulang. Aku masih berdiam diri di depan rumah. Beberapa menit kemudian, aku memutuskan masuk ke dalam.

"Ada apa sih gak malu apa?!"

"Mamahmu itu kayak anjing!" sentak bapak meninggi.

Lihat selengkapnya