Toxic Relationship

Nurusifah Fauziah
Chapter #11

Terkubur Semakin Dalam

Hhhff...

Aku menghela napas di bangku pojok kelas ini. Malas sekali rasanya. Kelas ini benar-benar berisik. 31 siswi, 5 siswa. Kebayang dong dominannya seperti apa. Aku memutuskan untuk selalu duduk di bangku belakang. Pernah suatu ketika aku menghampiri genk yang obrolannya seputar kakak kelas. Gak hanya itu, soal gosip juga genk ini paling tahu. Duh ya gak nyambung lah sama aku. Bertolak belakang banget sama kepribadianku. Ujung-ujungnya, aku cuma jadi obat nyamuk ketika diantara mereka. Akhirnya, aku gak pernah mau berdekatan dengan mereka lagi.

Aku pindah ke gerombolan ukhti-ukhti. Suara mereka bahkan pelan sekali. Mereka menyambutku sebagai teman. Jadi aku tak keberatan jika berada di area mereka. Namun, karena aku berasal dari PMR yang serba ramai, ikut sama mereka agak kurang nyambung. Maka dari itu kuputuskan untuk di bangku belakang saja. Gak semua kelas ada meja dan 2 kursi. Ada juga meja yang langsung nempel sama kursi.

Saat ini mata pelajaran matematika. Aduh rasanya sudah malas duluan. Sudah hampir 2 jam aku hanya menyandarkan kepala di atas meja dan menutupnya dengan buku agar tak terlihat. Aku hampir tertidur.

"Zy. Ayo pindah kelas," ucap Yuna. Satu-satunya orang yang aku anggap teman.

Aku menghela napas lagi. Pindah kelas seperti ini adalah hal yang paling rusuh. Aku masih terduduk di belakang sambil melihat anak-anak kelasku berlarian ke luar untuk berebut kursi. Itu terjadi setiap pindah kelas. Seperti anak TK saja berebut kursi.

Mereka semua sudah pergi, aku baru menyusul dari belakang. Ketika tiba di kelas, semua kursi sudah terisi. Dan tak tersisa untukku. Aku menatap ke kelas seberang.

"Permisi, ada kursi kosong? Saya butuh satu boleh saya minta?"

"Ambil saja."

Lihat selengkapnya