Toxic Relationship

Nurusifah Fauziah
Chapter #14

Jeremba

Hari pertama bekerja.

Aku mulai melupakan kesedihanku soal tidak bisa berkuliah karena harus bekerja. Bangun saat fajar dan mulai bersiap. Aku gak bisa mandi pakai air dingin di fajar yang masih gelap ini. Jadi selalu merebus air dulu biar jadi air hangat.

Aku sibuk bersiap sedangkan mamah mulai membuatkan bekal untukku. Karena gak ada kendaraan, aku diantar Mas sampai ke titik jemputan. Begini lah rasanya menanggung beban berat di pundak akan harapan besar dari orang tua. Maka kuatkanlah dirimu!

Hari ini kami akan mulai Training. Gak langsung kerja begitu saja. Kita harus diberi pemahaman terlebih dahulu soal keselamatan bekerja, produk, sampai cara membuatnya.

Pabrik ini bersih sekali. Benar-benar bersih. Cat dinding warna putih senada dengan seragam yang kami kenakan. Putih bersih. Kami duduk dengan nyaman di ruang Training yang dingin karena AC. Meski hanya training, namun jam pelaksanaannya juga sama dengan yang bekerja di dalam.

Jam untuk makan siang.

Pabrik ini teratur sekali. Mereka berbaris dengan rapih untuk mengambil porsi jatah makan siang. Aku mengikuti langkah mereka. Menu makan siang yang lengkap. Rasanya juga enak. Benar-benar pengalaman baru yang menakjubkan.

Tak ada waktu yang mulur di sini. Semua disiplin. Jadi rasanya malu kalau kita gak bisa beradaptasi dengan budaya Jepang ini yang terkenal dengan kedisiplinannya.

♡♡

Tak terasa pukul 5 tiba. Bel berbunyi tanda berakhirnya perjuangan mencari nafkah hari ini. Mereka berbaris dengan riang sambil berbincang untuk absensi.

Jujur. Aku benar-benar mabok bus. Rasanya pusing sekali. Mungkin karena belum terbiasa. Posisi bus masih jauh dari titik awal. Sebenarnya titik berhenti bus ini gak hanya 1. Tapi ada 4 titik. Bus mulai ke luar dari pintu tol. Beberapa karyawan mulai bersiap turun. Karena rasanya sudah gak kuat, daripada muntah di sini akhirnya kuputuskan untuk turun di sini.

Aku terdiam sejenak untuk mengatur kesadaranku. Rupanya, laki-laki itu sudah menungguku di sana. Dia adalah orang terdekatku. Bisa dikatakan seorang pacar. Laki-laki yang juga teman sekelas semasa SMK. Dia pintar dalam segala hal, kecuali Bahasa Inggris. Dia Reno. Kini Reno bekerja di perusahaan obat ternama. Sebenarnya saat itu aku juga ikut tes di sana. Sudah sampai tahap interview. Namun aku gak berhasil lolos. Hanya ada 1 kemungkinan. User bertanya padaku apakah aku pernah ada riwayat di Rumah Sakit? Jika kalian di posisiku, akankah kalian akan jujur atau menyembunyikannya untuk cari aman? Supaya lolos.

Lihat selengkapnya