Toys

Bisma Lucky Narendra
Chapter #6

Kuda-Kuda yang Kesepian

"Bahagia itu seperti detak jantung, seperti udara sejuk yang berhembus, seperti hangat matahari sepanjang hari. Dia selalu ada, selalu bisa kamu rasakan selama napas masih berada di kerongkongan." Jane Karedhu.

***

Nafas Monica memberat dan memburu mungkin itu karena serangan yang bertubi-tubi dari Arga, deep kiss yang liar dan menuntut membuat cewek itu mudah ON.

Arga yang menahan kesenangan sejak di mobilnya tadi langsung melsmjutkan aksinya pada cewek cantik berwajah oriental itu.

Bisikan lirih dan terasa hangat di belakang leher, '' I love you, Monica.'' Sebuah kalung liontin emas kini tengah menghias leher yang jenjang. Arga begitu pintar mencuri hatinya. Monic kaget dan happy bersamaan karenanya.

Monica ingin bergerak, meloloskan diri dari cowok itu, tapi sulit. Pelukan Arga terlalu erat. Dalam satu gerakan, Monica berbalik badan, balas memeluk Arga, sementara cowok itu kini kembali menggerakan mulut sensualnya ke pipi, leher, dan pundak, dan...

Monica menerima lidah Arga dengan bersemangat, sementara tangannya pelan-pelan turun hingga ke celana cowok itu. Cowok itu menahan napas, kaget ketika merasakan Monica mengeksplorasi bagian paling rahasia dalam dirinya.

Monica tahu cara membuat Arga kehilangan kendali. Cewek itu menyentuhnya, bermain-main dengan gairah cowok itu. Semua itu dia lakukan sementara bibir cewek itu masih melumat Arga dalam dan menuntut.

Sejurus kemudian, Arga merasa kendali pelan-pelan mulai dialihkan kepadanya. Cowok itu tidak keberatan. Monica membiarkan Arga gantian membuat dirinya gila.

Detik pertama merasakan bibir cewek itu di bibirnya, kesabaran cowok itu menipis. Betapa dia sangat ingin meloloskan Monica dari blouse yang dia anggap mengganggu itu.

Akhirnya, Arga berhasil melepaskan blouse itu dan kini benda itu teronggok menyedihkan di dekat kaki mereka. Arga nggak peduli. Masih ada lagi yang belum dia lepas kali ini, Arga menyasar tank top sebelum akhirnya tangan cowok itu kini telah leluasa bergerilya dibalik tanktop cewek itu.

Arga berhenti mencium Monica sesaat demi menarik tanktop itu melewati kepala dan tangan cewek itu. Monica tersenyum kecil dan pelan-pelan gesture itu bermetamorfosis menjadi gigitan di bibir bawah saat mata cewek itu menatap penuh gairah dada bidang Arga. Dengan ujung jari melingkar sensual di sekitar daerah puting cowok itu.

''I want to see you naked,'' pintanya, egois.

Arga melakukan sendiri, menaikkan kausnya perlahan, dan sedikit demi sedikit memperlihatkan pemandangan menakjubkan tubuh maskulinnya ke cewek di depannya yang tak berkedip. Semuanya terlihat; rambut-rambut halus di sekitar daerah pusar, bentuk V di area pinggul yang menghilang di balik celana boxer, puting yang kecoklatan. 

Tak sabar, tangan Monica refleks memelorotkan celana boxer itu, Arga mengangkat kakinya bergantian, membiarkan celana boxernya teronggok begitu saja di lantai.

''You make me getting crazzy!'' Aku Monica jujur, dengan mata tertuju terang-terangan ke bagian yang sedari tadi terlihat tersiksa, menonjol dan tercetak ke atas di balik celana boxer cowok itu.

Arga langsung membopong tubuh cewek itu ke tempat tidur.

Arga mengeksplorasi tubuh Monica sambil menggiring ke tengah ranjang. Menindih tubuh cewek itu sambil mereka berciuman. Arga menggoda bibir bawah Monica dengan ujung lidah. Sekujur tubuh cewek itu bereaksi karena gesture itu. Lidah saling mencecap dan saling bersentuhan, sementara tangan mereka mengexplorasi tubuh satu sama lain.

''Please, Making love with me. I want you, Monica.'' Ucapan Arga di sela-sela mereka berciuman. Monica menjawab permintaan cowok itu dengan menyelipkan jari-jarinya ke arah sumber kehidupan milik cowok itu.

Sementara kedua tangan Arga lincah meremas pelan sesuatu yang teramat lembut teksture kulitnya di dada Monica yang padat dan membusung. Panas kini menguasai area wajah cewek itu. Sesuatu yang terasa hangat menempel di kulit tangan dan pahanya, membuat cewek itu semakin lepas kendali.

Seusai bercinta.Terdengar suara air dari kran shower yang mengalir. Monica sedang membersihkan diri di kamar mandi.

Arga masih bermalas-malasan di tempat tidurnya.

Arga teringat dengan Jane, cewek incarannya tadi pagi dari situs kencan.

Arga meraih smartphone di atas meja kamar. Beberapa notifikasi pesan masuk, salah satunya dari Jane. Jari tangan cowok itu lincah mengetikan sesuatu sebagai pesan balasan.

Arga said: Menurutku tidak ada gunanya kita berkirim pesan. Bagaimana kalau ketemu langsung nanti malam pukul 18.00 WIB.

Lihat selengkapnya