Traces of You

Ann Mone
Chapter #20

Bab 15.1 - Menunggu dan Ditunggu (1)

Semuanya bersiap-siap untuk sesi belajar malam. Arin, yang sekarang sudah memasuki kelas XI, mendapat tempat untuk belajar malam di kantin. Dia tidak memiliki PR yang perlu dikerjakan sampai minggu depan, jadi Arin hanya memasukkan dua buku tulis dan novel yang dipinjam hari ini.

Meskipun dia berada di dalam kamar, teman-teman kamar lainnya saling mengobrol satu sama lain sambil sibuk menyiapkan ransel masing-masing. Suara mereka bisa didengar ke seluruh ruangan. Dan tentu saja, percakapan itu tidak melibatkan Arin.

Mereka pergi lebih dulu meninggalkan kamar, kecuali Puput. Meja belajar Puput berada di sisi kanan bunk beds, sedangkan meja Arin berada di sisi kiri. Puput melirik ke arah Arin, yang tangannya berhenti memasukkan buku ke dalam ransel.

Arin menarik napas dalam ketika dia menyadari tatapan meragukan dari Puput. "Kenapa, Put?" Tanya Arin tanpa menoleh.

"Aku enggak yakin jika aku harus bilang ini, tapi menurutku, kau bisa berbaikan dengan Hana, Rin."

"Caranya? Aku harus berhenti berteman dengan Juni?" Tanya balik Arin.

Puput terkesiap hingga terdengar terbata-bata menyampaikan ucapannya. "Ya, ya. Gimana aku harus bilangnya ... hmm ..."

Akhirnya dia menoleh dan menatap lurus ke arah Puput. Tatapan mereka bertemu di celah dua ranjang bunk beds. "Bahkan jika aku gak berteman lagi dengan Juni, kurasa Hana akan tetap tidak suka denganku karena aku dekat dengan murid kelas satu. Jadi, biarkan saja dia seperti itu."

".... okei, Rin."

Arin menyandang ranselnya dan pergi meninggalkan kamar lebih dulu. Setidaknya, di antara tujuh teman kamarnya, masih ada seorang yang mengkhawatirkan Arin. Meskipun Arin ragu dia akan berbicara lagi dengan dirinya, Arin lega Puput masih mau membujuknya. Tidak seperti teman kamar yang lain, yang mana mereka sudah menyerah lebih dahulu pada Arin.

***

Ketika Arin tiba di kantin, setengah dari teman-temannya sudah mengisi meja panjang kantin di sana sini. Mereka duduk membentuk kelompok masing-masing, sekadar untuk duduk dan belajar bersama, dan ada juga yang duduk sendiri agar belajar lebih fokus.

Arin berjalan dan berhenti di tengah kantin beberapa saat. Dia menoleh ke sisi kanan dan kiri kantin, memeriksa area mana yang lebih kosong. Meja di sisi kiri Arin ada lebih banyak orang dibandingkan sisi kanan kantin. Arin pun memilih meja yang ada di sisi kanan.

Meja di sisi kanan umumnya sering dipakai untuk tempat makan murid laki-laki. Arin jarang melewati sisi ini kecuali untuk piket dapur di kelas X sebelumnya. Arin memilih duduk di ujung meja yang berbatasan langsung dengan tembok pembatas kantin. Ada pot bunga anggrek di atas tembok pembatas kantin dekat meja di mana Arin duduk. Sedangkan di seberang kantin, Arin bisa melihat jalan setapak yang mengarah ke dua gedung asrama cowok. Tidak heran jika dia dapat melihat murid laki-laki dari kelas X sampai kelas XII keluar satu per satu dari asrama. Beberapa murid laki-laki ada yang memasuki kantin. Mereka memiliki wajah familiar dari teman-teman seangkatan Arin.

Sampai seorang cowok berjaket kuning terang masuk ke kantin menarik perhatian Arin sesaat. Dia tidak membawa tas, tetapi hanya membawa buku teks besar, sebuah buku tulis, dan pulpen. Jaket kuning yang dipakainya pun semakin terlihat mencolok karena tidak ada tas di punggung.

Cowok itu mengambil tempat duduk yang serupa dengan Arin, yaitu di ujung meja dekat dengan tembok pembatas. Cowok itu duduk berselang dua-tiga meja dari meja Arin. Posisi duduknya membelakangi Arin hingga yang terlihat hanyalah punggung cowok itu dan jaket kuning.

"Rin, aku duduk di sini, ya."

Tanpa sadar, Arin melamun menatap cowok berjaket kuning sampai Carla datang menghampirinya. Arin sedikit tersentak, tetapi dia cepat menenangkan diri.

"Boleh aja, kok."

Carla duduk di samping Arin meskipun masih ada bangku lain tepat di hadapan mereka. Mungkin dia butuh teman duduk. Batin Arin.

Carla dan Arin larut dalam bacaan mereka masing-masing. Carla terlihat mengerjakan soal-soal hitungan dari buku teks sekolah, sedangkan Arin lanjut menulis sesuatu di buku tulis.

"Kau belajar apa, Rin?"

Lihat selengkapnya