Jadwal tes seleksi bidang olimpiade untuk murid kelas X akhirnya diumumkan. Tes tersebut akan dilakukan selama tiga hari, lalu hasilnya akan diberikan 2-3 minggu setelah tes. Seluruh murid kelas X sudah mulai tegang setelah mengetahui jadwal tes. Sedangkan, murid kelas XI dan XII hanya tidak sabar dengan hasil tes seleksi itu. Arin sendiri tak terlalu mengikuti kabar terbaru tentang tes seleksi tersebut, mengingat masih ada rasa penyesalan dalam dirinya karena telah melewatkan tes itu sewaktu dia masih berada di kelas X.
Siang itu, ketika istirahat pertama masih berlangsung, Arin baru saja keluar dari perpustakaan dan sedang berjalan kembali ke kelasnya di lantai 2.
Sampai akhirnya dia berpapasan dengan Kaisar di lorong sekolah saat Arin hendak menuju tangga di ujung gedung sekolah.
"Eh, ada Arin," sapa Kaisar. Wajahanya terlihat kaget, seakan tak menyangka mereka akan bertemu di lorong.
Arin, yang sedari tadi jalan menunduk, spontan mendongak begitu mendengar suara Kaisar. Matanya membelalak, sama kagetnya dengan Kaisar.
"Dipikir-pikir, ini pertama kalinya kita ketemu pas jam sekolah," ujar Kaisar diikuti tawa pelan. "Padahal kita masih satu sekolah, tapi untuk ketemu aja kayaknya susah banget."
Arin masih termangu heran melihat Kaisar tertawa di depannya. Terlebih lagi, keduanya bertemu dengan memakai seragam sekolah SMA, bukan pakaian kasual biasa untuk sesi belajar malam.
"Hah? Oh, iya juga," jawab Arin akhirnya menangkap maksud kalimat Kaisar.
"Hei, kau melamun tadi, kan? Padahal baru aku ajak bicara," komentar Kaisar.
"Sorry, sorry. Aku cuman masih kaget aja."
"Hah? Kaget kenapa?"
"Yaaa, aku masih gak percaya kita ada di satu sekolah yang sama."
"Harus berapa kali kau lihat aku sampai terbiasa?" Kaisar terdengar jengkel.
"Entahlah. Aku juga enggak tahu," jawab Arin mengerdikkan bahu.
"Hmmm ...." Kaisar tak berkata lagi setelah itu. Arin mulai bingung melihat Kaisar tak melanjutkan percakapan. Dia pun memutuskan untuk mengganti topik obrolan.
"Oh, iya. Gimana persiapan tes seleksinya? Kau bilang, kau tertarik, kan?" Tanya Arin. Sebagian besar hanya basi-basi, dan sisanya adalah rasa penasaran Arin.
"Iya, aku memang tertarik, tapi siapa yang tahu hasilnya nanti seperti apa?" balas Kaisar. "Ah, iya. Aku baru ingat."
"Apa itu?"