Traces of You

Ann Mone
Chapter #16

Bab 12.1 - Katanya (1)

PLS sekolah telah usai. Kini giliran Arin dan teman-teman seangkatannya untuk menyiapkan acara pengenalan seputar asrama sekolah. Acara itu dimulai dari jam 8.30 malam sampai 11.30 malam, sedangkan panitia baru dapat pulang ke asrama pukul 12 malam. Acaranya sendiri dibagi menjadi 3 sesi, sehingga Arin pun pulang ke asrama tengah malam selama tiga hari berikutnya. Saat itulah, kesempatan bagi murid kelas XI untuk mengenal murid baru melalui percakapan singkat menjelang acara. Dan itu juga menjadi kesempatan Arin untuk berbicara dengan Kaisar.

Arin berdiri di sekitar aula sembari melihat satu per satu siswa kelas X mendatangi aula untuk mengikuti acara di malam itu. Siswa kelas X duduk di kursi yang telah disiapkan, dan dipisah menjadi dua bagian untuk memisahkan perempuan dan laki-laki. Dia melihat ke bagian tempat duduk murid laki-laki, tetapi tidak melihat tanda-tanda Kaisar sudah datang.

"Arin!"

Salah satu teman seangkatan Arin memanggilnya. Dia menoleh dan mendengar ucapan perempuan itu.

"Aku mau minta tolong, jagakan meja absen sebentar."

"Kau mau ke mana?"

"Aku mau ke toilet asrama sebentar," ujar temannya. Arin tidak sempat menolak, lantaran perempuan itu sudah bergegas berlari ke asrama.

"Tolong, ya!" seru perempuan itu.

Arin tidak punya pilihan selain melakukannya untuk sementara waktu.

Di jalan setapak menuju bagian depan aula, terdapat meja untuk mengisi absen. Arin berdiri di samping meja sembari menunggu murid kelas X datang. Mereka memakai pakaian batik formal untuk mengikuti acara itu, jadi Arin bisa membedakan murid kelas X dari murid kelas XI atau XII.

Namun, ada masalah lain yang timbul dalam diri Arin.

Arin melihat dua cowok murid kelas X mendatangi aula. Mereka terlihat asyik mengobrol satu sama lain hingga tidak menyadari ada absen di meja yang perlu mereka isi.

"Ehm, permisi ..." Arin berusaha memanggil, tetapi suaranya terlalu pelan. Dia pun makin bingung karena suaranya kian menghilang saat mau memanggil dua cowok.

"Dika! Reji!"

Sampai akhirnya terdengar dua nama dari cowok lain. Dua cowok tadi menoleh begitu namanya dipanggil.

"Isi absen dulu sini!" katanya mengingatkan.

"Oh, ada absen ternyata," ujar salah satunya baru melihat meja absen.

Lihat selengkapnya