Traces of You

Ann Mone
Chapter #28

Bab 21 - Tim Lomba

Mereka berpindah mencari tempat di sisi lain di ruang baca, di mana mereka bisa duduk melingkar di lantai. Setidaknya, mereka perlu area yang lebar agar 7 orang bisa duduk bersama.

Dan selama mereka berpindah posisi, Arin masih saja tercengang dengan pemandangan yang dia lihat saat ini. Bahkan, saat mereka sudah duduk melingkar dan siap untuk memulai diskusi, Arin masih saja terlarut dalam pikirannya.

"Oi, Arin."

Sampai Carla yang duduk tepat di sebelah Arin menepuk pundaknya.

Tubuh Arin tersentak kaget begitu mendengar namanya dipanggil, bahkan Carla juga ikut terkejut. Arin menoleh ke Carla, kemudian bertanya datar sembari menyembunyikan kekagetannya sebelumnya.

"Ada apa?"

"Kok, malah bilang 'ada apa'," tukas Carla sembari menghela napas. "Kita udah kumpul, jadi langsung mulai aja."

"Nah, ini dia yang mau kutanyakan samamu, La," tegas Arin. Sebelum dia lanjut bicara, dia melirik ke lima orang yang Carla ikut bawa bersamanya. Lalu, dia menatap Carla lagi dan menanyakan, "Kenapa bisa orang-orang ini yang ikut?"

"Oi, oi. Kenapa ngomongnya gitu, sih? Kau gak senang lihat kami atau gimana?" Salah satu cowok yang ikut serta merasa tersinggung dengan ucapan Arin, meskipun Arin hanya bertanya murni karena bingung dan penasaran.

Arin segera menggeleng sebelum ada salah paham lainnya. "Bukan gitu, Fadil. Tapi ... aku kaget aja lihat semua yang berkumpul di sini."

"Kaget kenapa? Lagipula, kita udah saling kenal, kan?" Tanya balik cewek berkacamata. Dan dia berkata hal yang benar.

"Iya, Fia. Tapi, tetap aja ..." Arin semakin bingung.

Sebelum Arin sempat menyelesaikan perkataannya, seorang cewek lainnya menyela Arin.

"Iiiih, jangan gitu, dong. Masa' kalian mau ajak Roby dan Arjuna, doang? Jadi, yang lainnya kayak kami ini enggak boleh ikut, gitu?" Sindirnya. Sedangkan dua cowok yang disebut tidak banyak bereaksi.

Arin mengembuskan napas panjang. Sebisa mungkin berusaha sabar dengan kondisi saat ini. "Bukan begitu, Juni. Aku ... cuma kaget aja lihat kalian semua berkumpul di sini."

"Apanya yang kaget? Biasanya juga sering ketemu, kan?" Timpal Fadil.

"Iya, nih, si Arin, kayak gak pernah kenal dengan kita aja," sambung Fia.

"Carla." Arin menekan nada bicaranya saat memanggil nama itu. Dia menuntut penjelasan dengan tatapan memicing ke arah Carla.

"Oke, tenang dulu, Rin. Bukannnya ini aku mau jelaskan dulu?" Carla berusaha menenangkan Arin.

Lagi-lagi Arin mengembuskan napas panjang. Dia pun mendapat komentar dari Arjuna.

"Terlalu banyak menghela napas gitu, entar cepat tua, loh."

"Hah? Itu mana ada hubungannya," sanggah Arin tak senang.

"Tapi itu berlaku buatmu, Rin. Lihat aja wajahmu di cermin sekarang, pasti banyak kerutan, tuh."

"Arjuna ..." deham Arin menahan amarahnya karena Arjuna sengaja meledek Arin.

"Oi, Juna! Kau tenang dulu, kenapa sih?" Berbeda dengan Arin, Carla langsung tegas menahan Arjuna dan candaannya.

Roby, yang bosan menunggu mereka memulai diskusi, mulai bertanya, "Jadi, ini mau diskusi atau enggak? Aku mau balik."

"Kau juga dari tadi cuman di aula, Roby. Apa salahnya datang ke sini?" Timpal Carla.

Lihat selengkapnya