Malam itu, seharusnya menjadi malam paling membahagiakan bagi Bayu dan Arum. Setelah segala perjuangan, penolakan, dan pengorbanan, mereka akhirnya resmi menjadi suami istri ,meski tanpa restu dari kedua orang tua nya bayu tetap melangsungkan pernikahan itu ,dengan di hadiri beberapa kerabat saja ,bahkan hanya amil dan penghulu juga mbok darmi ikut hadir di sana . Bayu menatap Arum yang duduk malu-malu di sudut ranjang, mengenakan kain sederhana, dengan pipi yang merona.
"Akhirnya, kau menjadi milikku, Arum," bisik Bayu lembut, menggenggam tangan istrinya.
Arum tersenyum, rasa bahagia membuncah di dadanya. "Aku bahagia, Bayu. Terima kasih telah memperjuangkan aku."
Malam itu mereka berbagi kehangatan, berbagi harapan, dan mengikat janji yang semakin dalam. Namun tak satu pun dari mereka menyangka bahwa malam itu juga akan menjadi malam terakhir mereka bersama.
---
Bayu terlelap dalam dekapan Arum. Ia begitu lelah setelah hari panjang yang penuh kebahagiaan dan emosi. Malam yang tenang itu diselimuti udara sejuk khas desa Lingga Jati.